Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Fungsi Menko Bisa Diambil Alih oleh Wapres

Kompas.com - 30/08/2014, 13:18 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat kebijakan politik dari Study for Indonesia Indepth (SIGI), Medrial Alamsyah, mengatakan, kementerian koordinator tidak bekerja efektif. Ia menyarankan agar Jusuf Kalla, sebagai wakil presiden terpilih, mengambil alih tugas tersebut.

"Mengoordinasikan anak buahnya saja, kementerian kesulitan. Secara konseptual, tidak masuk akal," ujar Medrial dalam diskusi bertajuk "Manajemen Politik dan Postur Kabinet" di Restoran Rarampa, Jakarta Selatan, Sabtu (30/8/2014).

Ia menuturkan, fungsi koordinasi oleh kementerian koordinator (kemenko) memang terlihat sederhana, tetapi sebenarnya cukup rumit untuk dilaksanakan. Menurut dia, jika hanya fokus pada koordinasi, maka menko tidak turun pada tataran operasional, tetapi cukup mengadakan rapat untuk menerapkan perencanaan yang sudah dibuat. Strategi ini harus diluruskan pada keseluruhan sektor oleh satu orang.

"Bisa saja menko itu dihilangkan sehingga wapres berfungsi lebih banyak. Wapres bisa difungsikan untuk itu. JK kan sangat cocok," sebut Medrial.

Gaya kepemimpinan JK yang selalu turun ke tataran operasional bisa menggantikan tugas menko. Saat menjadi wapres pada periode 2004-2009, ia terbiasa terjun ke lapangan untuk mengidentifikasi masalah dan memanggil para "komandan". Ia pun menagih tanggung jawab para "komandan" lapangan tersebut.

"Dengan demikian, fungsi strategis bisa dilakukan menteri, sementara koordinasi dan implementasi diserahkan ke wapres," ujar Medrial.

Sebelumnya, presiden terpilih Joko Widodo sempat mempertimbangkan untuk menggabungkan beberapa kementerian. Senada dengan Jokowi, Universitas Gadjah Mada (UGM) pun mengusulkan agar Jokowi merampingkan kabinet. Perampingan kabinet itu diusulkan menjadi sekitar 28 kementerian dari jumlah 34 kementerian dalam pemerintahan saat ini.

Seperti diketahui, tiga perguruan tinggi negeri (PTN) dilibatkan dalam pembentukan kabinet pemerintahan Jokowi-JK. Ketiga PTN itu adalah UGM, Universitas Airlangga, dan Universitas Andalas. Mereka bekerja di bawah kelompok kerja (pokja) arsitektur kabinet Tim Transisi Jokowi-JK.

Di luar tiga PTN tersebut, Tim Transisi Jokowi-JK juga meminta Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) untuk mempresentasikan arsitektur kabinet yang dibuatnya. Semua masukan dari ketiga PTN dan LIPI itu sifatnya hanya untuk memperkaya opsi guna mendapatkan struktur kabinet yang efektif. Sampai saat ini, semua masukan masih terus dikaji oleh Tim Transisi Jokowi-JK.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

Nasional
Dana Pensiun Bukit Asam Targetkan 4 Langkah Penyehatan dan Penguatan pada 2024

Dana Pensiun Bukit Asam Targetkan 4 Langkah Penyehatan dan Penguatan pada 2024

Nasional
Di Depan Wiranto-Hendropriyono, Prabowo Minta Maaf Pernah Nakal: Bikin Repot Senior...

Di Depan Wiranto-Hendropriyono, Prabowo Minta Maaf Pernah Nakal: Bikin Repot Senior...

Nasional
Albertina Dilaporkan Wakil Ketua KPK, Ketua Dewas: Apa yang Salah? Ada Surat Tugas

Albertina Dilaporkan Wakil Ketua KPK, Ketua Dewas: Apa yang Salah? Ada Surat Tugas

Nasional
Polri Terbitkan Red Notice 2 Buron TPPO Bermodus Magang ke Jerman

Polri Terbitkan Red Notice 2 Buron TPPO Bermodus Magang ke Jerman

Nasional
Surya Paloh Bakal Temui Prabowo di Kertanegara, Nasdem: Menguatkan Sinyal Komunikasi

Surya Paloh Bakal Temui Prabowo di Kertanegara, Nasdem: Menguatkan Sinyal Komunikasi

Nasional
Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

Nasional
Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Nasional
Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Nasional
Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Nasional
Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Nasional
Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Nasional
Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Nasional
Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Nasional
Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com