Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bursa Menteri dan Gejolak Parpol

Kompas.com - 20/08/2014, 14:00 WIB

Dinamika paling ketat terkait posisi di pemerintahan salah satunya terjadi di Partai Golkar. Kubu Wakil Ketua Umum Golkar Agung Laksono yang menginginkan musyawarah nasional dipercepat berhadapan langsung dengan Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie.

Isu pemecatan Agung lantas menyebar menjadi sorotan, baik di internal maupun di luar Golkar. Ada yang pro dan ada pula yang kontra dengan ”pemecatan” itu. Sebagian kader Golkar bahkan mengatakan tak ada pemecatan. Sebab, menurut Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga Partai Golkar, pemecatan harus diputuskan melalui rapat harian dan rapat pleno.

Lima hari kemudian, barulah Wakil Ketua Umum Partai Golkar Syarief Cicip Sutardjo menjelaskan bahwa pembicaraan tentang Agung terlontar dalam rapat tidak resmi yang dihadiri sejumlah petinggi partai. Dalam rapat tidak resmi itu ada yang menanyakan sikap Agung yang mewacanakan percepatan pelaksanaan munas.

”Kalau saya setuju munas tahun 2014, tapi bulan November, ya belum tentu yang lain setuju juga,” kata Aburizal Bakrie pekan lalu saat ditemui di Rasuna Episentrum, Jakarta.

Aburizal menyindir kubu lain dalam Partai Golkar yang ingin ”memboyong” Golkar masuk dalam pemerintahan. Padahal, Aburizal tetap menginginkan Golkar ”setia” dalam koalisi permanen Merah Putih.

Dua calon ketua umum Partai Golkar, yakni MS Hidayat dan Agung, sayangnya tidak menjawab tegas apakah Golkar harus di dalam pemerintahan atau di luar. Apabila kubu Agung menginginkan munas pada Oktober 2014, mereka berdalih penyelenggaraan munas harus sesuai dengan AD/ART Partai Golkar. Dimundurkannya Munas Golkar pada 2015 lebih didasari hasil rekomendasi Munas Golkar di Pekanbaru, Riau, 2009.

Gejolak juga terjadi di tubuh Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang juga anggota Koalisi Merah Putih. Sehari sebelum Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan Jokowi-JK sebagai capres-cawapres terpilih, PPP mengisyaratkan akan merapat ke Jokowi-JK. Rencana PPP bergabung ke pemerintahan baru disampaikan Wakil Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa, yang selama ini berseberangan dengan Ketua Umum Suryadharma Ali.

Mantan Menteri Perumahan Rakyat itu menjelaskan, rencana PPP merapat ke Jokowi-JK merupakan saran dari Ketua Majelis Syariah PPP KH Maimun Zubair. Menurut dia, Maimun meminta PPP menerima hasil penghitungan KPU dan mendukung pemerintahan ke depan. Meski KPU belum menyelesaikan rekapitulasi nasional, Suharso meyakini Jokowi-JK akan mendapatkan suara terbanyak dan ditetapkan sebagai capres-cawapres terpilih.

Sementara Suryadharma Ali beberapa kali menegaskan bahwa PPP tetap solid di dalam Koalisi Merah Putih. Mantan Menteri Agama itu bahkan menegaskan, tidak ada niatan PPP merapat ke Jokowi-JK.

Peneliti senior Pol-Tracking Institute, Tata Mustasya, memprediksi ”pertarungan” di internal parpol, termasuk di Golkar, belum akan selesai. ”Masih ada pertarungan di antara mereka yang ingin di dalam atau di luar pemerintahan,” ujar Tata. Dia menekankan, Jusuf Kalla jelas ingin supaya Golkar mendukung dirinya di dalam pemerintahan.

Manuver parpol pasca pilpres juga diyakini dilakukan sebagai upaya untuk meraih kekuasaan. ”Di tengah proses politik yang tidak memperlihatkan kontestasi berbasis ideologi, maka partai-partai politik cenderung mencari kesempatan untuk menggaet akses pada kekuasaan,” kata pengajar FISIP Universitas Airlangga Surabaya, Airlangga Pribadi. Ia menganalisis, Partai Golkar dan PPP akan merapat ke Jokowi-JK. Targetnya, kursi menteri dan jabatan lainnya.

Parpol yang kemungkinan juga merapat ke Jokowi-JK adalah Partai Demokrat. Menurut Airlangga, justru Partai Demokrat-lah yang paling mudah membangun konsesi politik dengan Jokowi-JK.

Parpol yang selama ini berada di dalam pemerintahan memang cenderung tidak siap jika harus berada di luar pemerintahan. Sebab, sudah menjadi rahasia umum jika parpol bakal mendapatkan manfaat, termasuk manfaat material, jika berhasil mendudukkan kadernya dalam pemerintahan. Oleh karena itulah, berbagai manuver dilakukan demi kekuasaan. (ANITA YOSSIHARA/FERRY SANTOSO/HARYO DAMARDONO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Densus 88 Polri Kembali Tangkap 1 Teroris Jaringan JI di Sulteng, Totalnya Jadi 8

Densus 88 Polri Kembali Tangkap 1 Teroris Jaringan JI di Sulteng, Totalnya Jadi 8

Nasional
Yusril Tertawa Ceritakan Saksi Ganjar-Mahfud Bawa Beras 5 Kg untuk Buktikan Politisasi Bansos

Yusril Tertawa Ceritakan Saksi Ganjar-Mahfud Bawa Beras 5 Kg untuk Buktikan Politisasi Bansos

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Karangan Bunga Bernada Sindiran Muncul di MK

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Karangan Bunga Bernada Sindiran Muncul di MK

Nasional
Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

Nasional
Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
PPP Tak Lolos ke DPR karena Salah Arah Saat Dukung Ganjar?

PPP Tak Lolos ke DPR karena Salah Arah Saat Dukung Ganjar?

Nasional
Kubu Prabowo Sebut 'Amicus Curiae' Megawati soal Kecurangan TSM Pilpres Sudah Terbantahkan

Kubu Prabowo Sebut "Amicus Curiae" Megawati soal Kecurangan TSM Pilpres Sudah Terbantahkan

Nasional
BMKG Minta Otoritas Penerbangan Waspada Dampak Erupsi Gunung Ruang

BMKG Minta Otoritas Penerbangan Waspada Dampak Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Demokrat Tak Resisten jika Prabowo Ajak Parpol di Luar Koalisi Gabung Pemerintahan ke Depan

Demokrat Tak Resisten jika Prabowo Ajak Parpol di Luar Koalisi Gabung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Kubu Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ditolak MK

Kubu Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ditolak MK

Nasional
Aktivis Barikade 98 Ajukan 'Amicus Curiae', Minta MK Putuskan Pemilu Ulang

Aktivis Barikade 98 Ajukan "Amicus Curiae", Minta MK Putuskan Pemilu Ulang

Nasional
Kepala Daerah Mutasi Pejabat Jelang Pilkada 2024 Bisa Dipenjara dan Denda

Kepala Daerah Mutasi Pejabat Jelang Pilkada 2024 Bisa Dipenjara dan Denda

Nasional
KPK Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com