Selain mereka yang terorganisasi, banyak juga relawan yang dengan inisiatif membuat gerakan di luar tubuh partai atau koalisi. Hal ini terlihat dari banyaknya grup ataupun fan page yang menggunakan nama Relawan Prabowo Hatta selain daripada grup resmi Prabowo08 dan Sahabat Prabowo.
Ada juga kelompok yang mengumpulkan data tentang kecurangan pemilu dan membuat situs web www.selamatkandemokrasi.com dan mengklaim bahwa data mereka asli, bukan hasil copy paste. Beberapa data diambil dari internet, seperti screen capture Facebook oknum KPU yang melanggar etika dengan berpihak atau bukti dari keterlibatan oknum BUMN.
Prabowo-Hatta juga mendapat dukungan dari kalangan artis dan pesohor lain. Juru bicara Prabowo-Hatta, Nurul Arifin, mengatakan, para artis sukarela berkeliling mengampanyekan Prabowo-Hatta. Mereka juga berinisiatif membuat video lagu "Garuda di Dadaku", nyanyian resmi Prabowo-Hatta. "Itu murni dari para artis," kata dia.
Peran relawan cukup signifikan untuk mendongkrak perolehan suara capres-cawapres.
Eriko menyebut relawan sebagai ujung tombak pemenangan Jokowi-JK, terutama di daerah-daerah yang diperkirakan minim suara. Daerah itu misalnya Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jambi, Riau, Lampung, Banten, dan Jawa Barat.
"Kelompok relawan kami gerakkan di 5.670 desa di 11 provinsi yang diperkirakan minim suara. Target sasarannya 10,5 juta kepala keluarga, tapi karena keterbatasan waktu, kami hanya mampu menjaring 3,2 juta KK," ujar Sekretaris Koordinator Relawan Jokowi-JK Marihot Gultom.
Menurut Sekjen Seknas Jokowi Dono Prasetyo, pekerjaan relawan justru melebihi para kader partai di berbagai tingkatan. Seknas Jokowi, misalnya, memiliki kepengurusan di 30 provinsi sehingga dengan leluasa bergerak memengaruhi opini publik untuk memilih Jokowi-JK.
"Kampanye kreatif yang disuguhkan para relawan efektif untuk menarik dukungan dan meningkatkan elektabilitas Prabowo-Hatta," ucap Nurul.
Munculnya relawan yang masif merupakan fenomena baru dalam sejarah pemilu di Indonesia. Para relawan tumbuh tanpa komando terpusat, bergerak secara mandiri, dan dinamis.
Para relawan itu adalah rakyat yang dengan kesadaran penuh melibatkan diri dalam proses politik. Mereka mengajak untuk memilih dengan menggunakan berbagai sarana, dengan tenaga dan bahkan dana sendiri.
Jika merujuk pada teori demokratisasi Barrington Moore, munculnya relawan dalam pilpres itu berarti demokrasi di Indonesia sudah semakin matang. Moore dalam buku The Social Origin of Dictatorship and Democracy menyebut, banyaknya kelas menengah yang berperan dalam politik menunjukkan, kualitas demokrasi di sebuah negara telah meningkat.
Kesadaran warga untuk terlibat langsung dalam proses pemenangan pilpres bisa diartikan demokrasi di Indonesia kini sudah menjadi milik rakyat. (FER/OSA/EDN/RYO/NTA)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.