Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggaran Terbatas, Itu Tantangan Pemerintahan Jokowi

Kompas.com - 13/08/2014, 14:10 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Deputi tim transisi presiden dan wakil presiden terpilih, Joko Widodo-Jusuf Kalla, Hasto Kristiyanto, menyatakan, pemerintahan Jokowi nanti tetap fokus menjalankan agenda kerakyatan meski dibekap keterbatasan anggaran. Menurut Hasto, keterbatasan anggaran menjadi tantangan dan seni pemerintahan Jokowi-JK.

"Sesuai pesan Pak Jokowi, rakyat, khususnya yang rentan persoalan kemiskinan, seperti petani dan nelayan, harus menjadi fokus perhatian," kata Hasto, dalam pernyataan tertulis, Rabu (13/8/2014).

Karena itulah, kata Hasto, Jokowi selalu menegaskan bahwa tim transisi harus mampu menjabarkan kebijakan ke depan agar sesuai dengan visi, misi, dan janji semasa kampanye. Beberapa program unggulan harus dipercepat realisasinya, seperti Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, penataan permukiman masyarakat, dan penyediaan lapangan pekerjaan baru.

Selain itu, Hasto juga menyatakan perlunya kinerja yang cepat dari kelompok kerja APBN dan energi untuk membantu Jokowi-JK merumuskan persoalan dan solusinya. Semua pokja juga dituntut membuat terobosan agar transisi pemerintahan berjalan mulus dan kabinet pemerintahan selanjutnya dapat bekerja lebih efektif.

Wakil Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan itu menuturkan, Jokowi-JK tak ingin pemerintahannya kelak tersandera oleh kepentingan apa pun. Termasuk dalam proses pembentukan kabinet yang harus berbasiskan pada kinerja dan bukan praktik sempit transaksional.

"Kepemimpinan ke depan adalah kepemimpinan yang turun ke bawah dan memahami secara detail persoalan di lapangan," ungkapnya.

Hasto menambahkan, Jokowi-JK akan berhadapan juga dengan tantangan menjalankan program dengan anggaran yang terbatas. Tantangan besar itu tampak dari data yang dimiliki Hasto mengenai warisan utang negara yang mencapai Rp 3.000 triliun. Selain itu, APBN Perubahan 2014 dan ruang fiskal yang tersedia pada tahun 2015 sangat terbatas untuk melaksanakan agenda kerakyatan. Belum lagi beban subsidi ratusan triliun rupiah dan tenggat pembayaran utang yang diwariskan kepada pemerintahan Jokowi-JK nanti. Semua itu dianggap menjadi bayang-bayang yang menantang pemerintahan selanjutnya.

Sebelumnya, presiden terpilih Jokowi tidak bisa memaksakan program-programnya masuk dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2015. Jika pemerintah tiba-tiba memasukkan program Jokowi dalam APBN yang disahkan, hal ini bisa langsung digugat ke Mahkamah Konstitusi (MK).

"Program presiden terpilih seperti KIS (Kartu Indonesia Sehat) itu baru bisa dimasukkan pada RAPBN-P 2015 karena RAPBN 2015 sudah disusun sejak RKA K/L dari Januari-April lalu dan mulai pembahasan APBN bulan Mei-Juni. Kalau mau dimasukkan sekarang, nanti akan mengulang proses dari awal," ujar Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi, Firmanzah, di Jakarta, Selasa (12/8/2014).

Firmanzah menuturkan, pemerintah baru paling cepat memajukan RAPBN-P 2015 pada 2 Januari mendatang. Di dalam rancangan itu, presiden terpilih baru bisa secara leluasa menyusun program-program prioritasnya. Mantan Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ini mengungkapkan, anggaran untuk program presiden baru juga hanya bisa dibahas anggota DPR. Lebih lanjut, Firmanzah menyatakan, untuk RAPBN 2015 hanya mencakup anggaran rutin seperti gaji pegawai, pembayaran utang, alokasi dana pendidikan 20 persen, dan anggaran desa. Hingga kini, dia mengaku belum berkomunikasi dengan presiden terpilih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anggap Jokowi dan Gibran Masa Lalu, PDI-P: Enggak Perlu Kembalikan KTA

Anggap Jokowi dan Gibran Masa Lalu, PDI-P: Enggak Perlu Kembalikan KTA

Nasional
Naik Kereta Cepat, Ma'ruf Amin Kunjungan Kerja ke Bandung

Naik Kereta Cepat, Ma'ruf Amin Kunjungan Kerja ke Bandung

Nasional
Harga Bawang Merah Melonjak, Mendag Zulhas: Karena Tidak Ada yang Dagang

Harga Bawang Merah Melonjak, Mendag Zulhas: Karena Tidak Ada yang Dagang

Nasional
Dua Tersangka TPPO Berkedok Magang Sembunyi di Jerman, Polri Ajukan Pencabutan Paspor

Dua Tersangka TPPO Berkedok Magang Sembunyi di Jerman, Polri Ajukan Pencabutan Paspor

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada DKI, PKS: Beliau Tokoh Nasional, Jangan Kembali Jadi Tokoh Daerah

Tak Dukung Anies Maju Pilkada DKI, PKS: Beliau Tokoh Nasional, Jangan Kembali Jadi Tokoh Daerah

Nasional
Zulhas Ungkap Arahan Prabowo soal Buka Pintu Koalisi

Zulhas Ungkap Arahan Prabowo soal Buka Pintu Koalisi

Nasional
Menpan-RB Minta Pemprov Kalbar Optimalkan Potensi Daerah untuk Wujudkan Birokrasi Berdampak

Menpan-RB Minta Pemprov Kalbar Optimalkan Potensi Daerah untuk Wujudkan Birokrasi Berdampak

Nasional
Prabowo Mau Kasih Kejutan Jatah Menteri PAN, Zulhas: Silakan Saja, yang Hebat-hebat Banyak

Prabowo Mau Kasih Kejutan Jatah Menteri PAN, Zulhas: Silakan Saja, yang Hebat-hebat Banyak

Nasional
Selain Bima Arya, PAN Dorong Desy Ratnasari untuk Maju Pilkada Jabar

Selain Bima Arya, PAN Dorong Desy Ratnasari untuk Maju Pilkada Jabar

Nasional
Perkecil Kekurangan Spesialis, Jokowi Bakal Sekolahkan Dokter RSUD Kondosapata Mamasa

Perkecil Kekurangan Spesialis, Jokowi Bakal Sekolahkan Dokter RSUD Kondosapata Mamasa

Nasional
Penetapan Prabowo-Gibran Besok, KPU Undang Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud

Penetapan Prabowo-Gibran Besok, KPU Undang Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud

Nasional
Amanat Majelis Syura Gulirkan Hak Angket di DPR, Presiden PKS Sebut Lihat Realitanya

Amanat Majelis Syura Gulirkan Hak Angket di DPR, Presiden PKS Sebut Lihat Realitanya

Nasional
Zulhas Sebut Tak Ada Tim Transisi, Prabowo Mulai Kerja sebagai Presiden Terpilih

Zulhas Sebut Tak Ada Tim Transisi, Prabowo Mulai Kerja sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Menyoal Tindak Lanjut Pelanggaran Pemilu yang Formalistik ala Bawaslu

Menyoal Tindak Lanjut Pelanggaran Pemilu yang Formalistik ala Bawaslu

Nasional
PDI-P Sebut Jokowi dan Gibran Tak Lagi Kader, Zulhas: Sudah Ada Rumahnya, PAN ...

PDI-P Sebut Jokowi dan Gibran Tak Lagi Kader, Zulhas: Sudah Ada Rumahnya, PAN ...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com