"Lebih baik kami menjadi kekuatan penyeimbang dan tidak masuk ke dalam koalisi permanen Pak Prabowo dan Pak Jokowi. Itulah pilihan partai yang saya pimpin," ujar SBY singkat dalam sebuah tayangan video yang diunggah di YouTube, Kamis (7/8/2014).
Selebihnya, SBY mengatakan, ia akan menjelaskan di kesempatan lain yang lebih tepat. Pernyataan singkat ini disampaikan agar masyarakat tidak penasaran.
Sebelumnya, Demokrat tidak hadir pada deklarasi koalisi permanen pengusung calon presiden-calon wakil presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa di Jakarta.
Langkah ini dipuji oleh kubu Jokowi. Koalisi permanen pimpinan Prabowo dipandang memiliki semangat mengganjal pemerintahan Jokowi-JK. Koalisi ini juga hanya mendasarkan diri pada kepentingan elite, bukan kepentingan rakyat.
"Bagaimana mempertanggungjawabkan pada rakyat jika semangat yang ada pada parpol itu mengganjal lawan politik?" kata juru bicara pasangan Jokowi-JK, Anies Baswedan.
"Cara ini tidak mencerminkan semangat untuk menomorsatukan rakyat. Ini pertunjukan politik yang bisa dinilai kualitas kenegarawanannya," tambah Anies.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.