Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/08/2014, 20:57 WIB


Oleh: P Radiyta Mahendra Yasa

JAKARTA, KOMPAS.com - Paham Negara Islam di Irak dan Suriah diduga sudah menyebar ke sejumlah tempat di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah dan masyarakat harus lebih serius mencegah penyebaran paham yang telah dinyatakan terlarang tersebut karena tidak sesuai dengan Pancasila, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika.

M Basri, salah satu pengurus Yayasan Istiqlal Makassar dan pengurus Masjid Ridha Sudiang, Makassar, Sulawesi Selatan, mengakui, pada Juli lalu sudah dibaiat sebagai tanda dukungan pada perjuangan Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) atau Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). "Baiat yang kami lakukan bukan sebagai bentuk bahwa kami menjadi bagian organisasi NIIS karena kami tidak terlibat dalam struktur organisasi atau semacamnya. Kami hanya menyatakan dukungan moril pada perjuangan NIIS," katanya.

Anggota Yayasan Islam Istiqlal Makassar aktif dalam berbagai pertemuan dan pengajian. Selain itu, mereka juga mengelola pesantren atau pendidikan hafalan Al Quran. Sejumlah santri mondok di sekitar Masjid Ridha yang juga menjadi tempat berbagai aktivitas mereka.

Lurah Sudiang Raya Rosnah Basri mengatakan, keberadaan atau aktivitas kelompok Basri tidak terlalu terpantau karena mereka cenderung tertutup. "Beberapa kali, pihak kami mau mendata, tetapi mereka menolak dan menghindar. Dalam kegiatan kemasyarakatan, mereka juga tidak mau terlibat," ungkap Rosnah.

Meski demikian, Kepala Bidang Humas Polda Sulselbar Komisaris Besar Endi Sutendi tetap membantah keberadaan jaringan atau pendukung NIIS di Makassar. "Kami sudah ke sana dan mereka tidak mengakui. Jika harus kami proses, kami juga tidak punya bukti untuk menangkap atau memproses," katanya.

Harus ditindak

Kepala Kepolisian Resor Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease Ajun Komisaris Besar I Putu Bintang Juliana di Ambon menuturkan, pihaknya menemukan tulisan NIIS di sebuah tempat di kawasan Tanjung, Desa Batu Merah, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, Maluku, Selasa (5/8). Tulisan tersebut langsung dihapus warga. Untuk kepentingan penyelidikan, sejumlah saksi dimintai keterangan.

Pada malam takbiran Idul Fitri lalu, sejumlah orang yang ikut dalam takbiran keliling di Kota Ambon juga membawa bendera berwarna hitam bertuliskan simbol NIIS.

Menanggapi hal ini, Kepala Kepolisian Daerah Provinsi Maluku Brigadir Jenderal (Pol) Murad Ismail meminta masyarakat agar segera melaporkan temuan yang mencurigakan terkait penyebaran paham itu kepada aparat Polri dan TNI. Aliran itu dinilai tidak sesuai dengan dasar negara Indonesia dan berpotensi merongrong Negara Kesatuan Republik Indonesia. Oleh karena itu, penyebar aliran itu harus segera ditindak.

"Jika ada orang yang menyebut dirinya NIIS, dia bukan warga negara Indonesia. Tolong segera sampaikan kepada kami. Kami akan jemput dan usir dia. Di sini bukan tempatnya," ujar Murad.

Secara terpisah, kendati belum menemukan adanya NIIS di Lampung, Polda Lampung telah mewaspadai beberapa organisasi yang berpotensi berafiliasi dengan paham tersebut. "Kami belum menemukan indikasi anggota NIIS masuk dan menyebarkan ajarannya di Lampung. Namun, ada beberapa organisasi yang terus kami pantau karena organisasi tersebut memiliki kecenderungan ke arah sana," kata Kepala Polda Lampung Brigjen (Pol) Heru Winarko.

Meski demikian, dia enggan merinci jumlah dan organisasi apa yang ia maksud karena Polda Lampung masih melakukan pengintaian.

Saat ini, ujar Heru, pihaknya bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme untuk menyosialisasikan penolakan doktrin NIIS ke masyarakat. Ia meminta masyarakat berani menolak paham radikal yang disebarkan organisasi NIIS.

"Seperti di Malang, Jawa Timur, ketika ada yang mau deklarasi NIIS, masyarakat menolak. Akhirnya, mereka tidak bisa menyebar," kata Heru.

Halaman Selanjutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Larangan dalam Kampanye Pemilu

Larangan dalam Kampanye Pemilu

Nasional
Sosok Edward Hutahaean Diungkap Eks Dirut Bakti Kominfo, Klaim Bisa Amankan Kasus BTS 4G

Sosok Edward Hutahaean Diungkap Eks Dirut Bakti Kominfo, Klaim Bisa Amankan Kasus BTS 4G

Nasional
Tanggal 30 September Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 September Memperingati Hari Apa?

Nasional
Anies-Cak Imin Bertemu Rizieq Shihab, PKB Tegaskan Bukan Terkait Pilpres

Anies-Cak Imin Bertemu Rizieq Shihab, PKB Tegaskan Bukan Terkait Pilpres

Nasional
Tegaskan Posisi Ganjar Tetap Capres, TPN Ubah Nama Jadi TPN Ganjar Presiden

Tegaskan Posisi Ganjar Tetap Capres, TPN Ubah Nama Jadi TPN Ganjar Presiden

Nasional
Anies-Cak Imin Bertemu Rizieq Shihab di Petamburan

Anies-Cak Imin Bertemu Rizieq Shihab di Petamburan

Nasional
Ombudsman Singgung Bahlil Bermain Kata Soal Pemindahan Warga

Ombudsman Singgung Bahlil Bermain Kata Soal Pemindahan Warga

Nasional
Cak Imin: Kaesang Putra Pak Jokowi, Tentu Semua Harus Waspada

Cak Imin: Kaesang Putra Pak Jokowi, Tentu Semua Harus Waspada

Nasional
Anies-Cak Imin Siap jika Hanya Ada 2 Poros di Pilpres 2024

Anies-Cak Imin Siap jika Hanya Ada 2 Poros di Pilpres 2024

Nasional
Anies Sebut Koalisi Perubahan Akan Deklarasi Bersama Saat Pendaftaran Capres-Cawapres di KPU

Anies Sebut Koalisi Perubahan Akan Deklarasi Bersama Saat Pendaftaran Capres-Cawapres di KPU

Nasional
Ahli Waris Ismail Marzuki Cari Penjiplak Lagu 'Halo-Halo Bandung' Jadi 'Helo Kuala Lumpur'

Ahli Waris Ismail Marzuki Cari Penjiplak Lagu "Halo-Halo Bandung" Jadi "Helo Kuala Lumpur"

Nasional
Keluarga Ismail Marzuki Kecewa Lagu Halo-Halo Bandung Dijiplak, Cederai Karya Intelektual

Keluarga Ismail Marzuki Kecewa Lagu Halo-Halo Bandung Dijiplak, Cederai Karya Intelektual

Nasional
PPP Bakal Bertemu Arsul Sani Besok, Bicara Posisi di Partai Usai Terpilih Jadi Hakim MK

PPP Bakal Bertemu Arsul Sani Besok, Bicara Posisi di Partai Usai Terpilih Jadi Hakim MK

Nasional
Peneliti Badan Keahlian DPR: Pengembangan Postur TNI Harusnya Didasarkan pada Ancaman, tapi Nyatanya...

Peneliti Badan Keahlian DPR: Pengembangan Postur TNI Harusnya Didasarkan pada Ancaman, tapi Nyatanya...

Nasional
Bursa Karbon Diluncurkan, Pertamina Patra Niaga Lakukan Pembelian Perdana Sertifikat Penurunan Emisi Karbon

Bursa Karbon Diluncurkan, Pertamina Patra Niaga Lakukan Pembelian Perdana Sertifikat Penurunan Emisi Karbon

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com