Pertemuan tersebut rencananya berlangsung di Istana Negara, Jakarta, pada Minggu (20/7/2014). Kendati demikian, menurut Ikrar, ada kemungkinan SBY menyelipkan kepentingan politiknya dalam pertemuan tersebut.
"Ya, misalnya supaya hubungan dia tetap baik dengan Prabowo dan Jokowi, jadi itu bagian dari kepentingan yang lebih besar, yaitu hubungan antar elit dia jaga," kata Ikrar di Jakarta, Sabtu (19/7/2014).
Menurut dia, SBY ingin meninggalkan kesan yang baik pada akhir masa jabatannya ini. Dia pun menilai mustahil jika pada akhir masa jabatannya ini SBY bermain-main dengan kepentingan politik pribadinya.
Selain itu, Ikrar menyampaikan saran agar dua kubu pasangan calon ikut menjaga situasi politik menjelang pengumuman hasil rekapitulasi suara Komisi Pemilihan Umum pada 22 Juli mendatang. Dia meminta pasangan calon yang kalah nantinya untuk legawa, sedangkan pasangan calon yang menang tidak jadi jumawa atau sombong.
"Kenapa demikian? Karena kita tahu salah seorang calon presiden yang kelihatanya sudah melontarkan emosinya, bukan hanya kepada pers di dalam negeri tapi juga pers di luar negri, atau yang masih kelihatannya belum menerima kalau dia kalah," sambung Ikrar.
Menurut Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Marzuki Ali, pertemuan di Istana Negara juga akan menghadirkan pimpinan lembaga negara agar menanamkan komitmen bersama untuk menciptakan situasi kondusif. Marzuki mengungkapkan, pertemuan pimpinan lembaga negara dengan Prabowo dan Jokowi adalah tindak lanjut dari kesepakatan pimpinan lembaga negara untuk mengawal pemilu damai.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.