"Pengerahan massa justru membuat KPU dan masyarakat terintimidasi. Kan kita sudah ada aparat, untuk apa lagi ada pengerahan massa?" kata Karyono di Jakarta, Jumat (18/7/2014) sore.
Terlebih lagi, lanjut Karyono, sebelumnya Prabowo sudah berkali-kali mengatakan bahwa dia siap menerima keputusan rakyat. Artinya, menurut dia, jika nantinya KPU menetapkan Joko Widodo-Jusuf Kalla sebagai calon presiden dan wakil presiden, Prabowo harus menerima.
"Bahkan, Prabowo dalam tanda kutip memaksa Jokowi untuk menyampaikan hal serupa. Tapi, pernyataan siap kalah Prabowo ini tidak diimbangi dengan sikap di lapangan. Dia seharusnya mencerminkan pernyataan siap kalah siap menang dengan tindakan. Pengerahan massa itu sama sekali tidak mencerminkan siap kalah," katanya.
Sebelumnya, anggota Dewan Penasihat Tim Pemenangan Prabowo-Hatta, Yunus Yospiah, mengatakan, pihaknya akan mengerahkan ribuan relawan untuk menjaga KPU pada 22 Juli. Namun, menurut dia, pengerahan relawan itu bukan bertujuan untuk menimbulkan kerusuhan, melainkan untuk menjaga suasana damai.