"Kami bekerja tidak memakai surat tugas dan seragam khusus. Informasi tentang perolehan suara, kan, sebenarnya hak publik, jadi kami tak terlalu memusingkan kendala itu," ujar Endang lagi.
Begitulah Slankers. Keteguhan mereka teruji seiring eksistensi grup band yang dibentuk tahun 1983 itu. Memantau penghitungan suara di lingkungan tempat tinggal mereka bukan hal yang berat. "Jangankan mendatangi kantor kecamatan yang dekat rumah, konser Slank di Yogyakarta saja didatangi," kata Dede.
Partisipasi warga
Sementara itu, hujan deras yang mengguyur wilayah Kecamatan Randublatung, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Minggu lalu, sejak subuh tidak menghalangi Siswadi (37) dari Panitia Pemungutan Suara (PPS) Desa Tlogotuwung, Randublatung, untuk mendatangi kantor kecamatan. Hari itu kebetulan jadwal rapat pleno penghitungan surat suara Pilpres 2014 tingkat kecamatan.
Sebagai Ketua PPS, Siswadi bertanggung jawab mengawal surat suara dari warga dua dusun, yakni Tlogotuwung dan Clirung. Dusun itu terpencil, di tengah kawasan hutan jati, sekitar 17 kilometer dari Kecamatan Randublatung atau 36 kilometer dari Kota Blora. "Setiap hujan, jalan desa kami menjadi kubangan lumpur sehingga tidak bisa ditembus dengan kendaraan roda empat," kata dia.
Rapat rekapitulasi penghitungan suara Pilpres 2014, dipimpin Ketua PPK Randublatung Nunung Juliani, semestinya dimulai pukul 09.00. Namun, hujan deras dan jarak antardesa yang jauh membuat acara itu baru berlangsung pukul 10.50. Rapat dijaga sejumlah polisi dari Polsek Randublatung serta dihadiri saksi dari kedua pasang capres-cawapres dan perwakilan kecamatan.
Tingkat partisipasi pemilih di kecamatan itu relatif tinggi, sekitar 70 persen. Oleh karena itu, Kepala Polsek Randublatung Ajun Komisaris Slamet mengingatkan, rapat rekapitulasi itu penting untuk menjaga suara yang dipercayakan rakyat. Kalau bisa, semua permasalahan yang terjadi dapat diselesaikan di tingkat kecamatan melalui musyawarah.
Menurut anggota Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan Randublatung, Arif Nugroho, pemungutan suara Pilpres 2014 di kecamatan itu berlangsung lancar. Meski pemilih adalah warga desa terpencil, partisipasi mereka begitu tinggi.
Warga Randublatung, Widodo, menambahkan, warga antusias ke tempat pemungutan suara, kali ini bukan karena dibayari oleh seseorang, seperti saat Pemilu Legislatif 9 April lalu. Warga sadar untuk mendukung calon presiden pilihannya. Oleh karena itu, mereka pun terus mengawal suaranya sampai di kecamatan. (Herlambang Jaluardi/Winarto Herusansono)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.