"Dari 160 laporan, baru tertabulasi sebanyak 101. Kita masih terima laporan-laporan serupa itu," ujar Trimedya Panjaitan, salah seorang anggota tim hukum, saat konferensi pers di Hotel Atlet Century Park, Jakarta, pada Senin (14/7/2014) siang.
Berikut beberapa laporan, baik dari relawan, kader partai pendukung, maupun masyarakat biasa yang masuk ke dalam tabulasi.
Nama: Stevan
Alamat: Pantai Indah Kapuk
Keterangan: Surat undangan berkurang dari 200 menjadi 21. Diduga dikurangi oleh KPU. Pelapor minta diadakan survei lapangan.
Nama: Iwan
Alamat: Serpong
Keterangan: Diduga ada pembagian uang yang ditujukan untuk memilih nomor urut satu di semua RT.
Nama: Wiji
Alamat: Denpasar
Keterangan: Sebanyak 400 orang belum mencoblos.
Nama: Tidak bersedia menyebut identitas
Alamat: Makasar, Jakarta Timur
Keterangan: Sekitar 90 pemilih dipindahkan ke RT yang jauh dari tempat tinggal. Pelapor khawatir dan menduga akan adanya penggelembungan suara.
Nama: Joko
Alamat: Ketapang Barat, Jawa Timur
Keterangan: Tidak adanya suara Jokowi-JK di TPS 1 hingga TPS 17 dan tidak ada tanda tangan saksi pasangan tersebut.
Trimedya menjamin bahwa laporan tersebut bukan direkayasa. Pihaknya memiliki lengkap hingga nomor telepon sang pelapor serta waktu kapan pelapor mengirimkan pesan tersebut. Laporan itu akan diverifikasi pihaknya untuk dijadikan bukti jika hasil final suara tak sesuai dengan perhitungan pihaknya.
"Kami sudah menyiapkan 64 pengacara untuk mengawal suara itu. Satu suara pun kami tidak ikhlas dimanipulasi. Akan kami perjuangkan," ujar Trimedya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.