Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saksi: Nazaruddin Rutin Gelar Rapat di Rutan

Kompas.com - 07/07/2014, 13:31 WIB
Dian Maharani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Mantan Manager Marketing PT Anugerah Nusantara (Permai Group), Clara Mauren, mengungkapkan adanya rapat rutin yang dilakukan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin, ketika ditahan di rumah tahanan Cipinang, Jakarta. Rapat itu untuk membahas sejumlah masalah yang melibatkan perusahaan Nazar itu.

Hal itu diungkapkan Clara ketika bersaksi dalam sidang kasus dugaan korupsi terkait proyek Hambalang, dengan terdakwa Anas Urbaningrum, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Senin (7/7/2014).

"Ya, rutin. Setiap hari Sabtu, Pak Nazar di Cipinang. Ya, ada setahun lebih," terang Clara ketika ditanya oleh Anas.

Saat itu, Nazar ditahan karena terjerat kasus suap wisma atlet. Clara menceritakan, setiap rapat dihadiri 10 sampai 15 pegawai Permai Group. Rapat dilakukan di ruang kepala rutan atau staf rutan setiap hari Sabtu, kecuali ketika ada razia dalam rutan.

Anas kemudian mempertanyakan bagaimana Nazar bisa menggunakan ruang kepala rutan untuk rapat.

"Enggak tahu, Pak. Bapak tanya Pak Nazar langsung saja," jawab Clara.

Menurut Clara, dalam rapat itu, Nazar menceritakan banyak hal terkait perusahaannya dan meminta pegawainya mengikuti alur cerita tersebut. Salah satunya, Nazar mengatakan bahwa uang pembelian Toyota Harrier untuk Anas berasal dari PT Adhi Karya. PT Adhi Karya merupakan perusaaan yang memenangkan proyek Hambalang.

Clara mengatakan, para pegawai Permai Group juga kerap diminta oleh Nazar untuk mengarang cerita terkait perusahaan. Clara menjelaskan bagaimana rapat itu leluasa dilakukan di rutan.

Ia bersama pegawai Grup Permai lainnya dapat secara bergerombol memasuki rutan. Menurut Clara, sejumlah penjaga rutan pun sudah tahu akan ada pertemuan rutin dengan Nazar sehingga tak pernah melarang.

Clara mengatakan, perbuatan Nazar itu membuat sejumlah kepala rutan Cipinang dicopot dari jabatannya. Saat ada kepala rutan yang baru, rapat mulai dilakukan dengan sembunyi-sembunyi. Namun, menurut Clara, belakangan, rapat kembali berjalan seperti biasa.

"Setelah kepala rutan dicopot karena Pak Nazar, kita ganti-gantian (masuk rutan)," kata dia.

Menurut Clara, sebelum Nazar dipindah ke Rutan Cipinang, rapat juga pernah dilakukan beberapa kali di Markas Korps Brimob Polri.

Dalam kasus ini, Anas didakwa menerima hadiah atau janji berupa satu Toyota Harrier B 15 AUD senilai Rp 670 juta. Anas membantah bahwa mobil tersebut berasal dari PT Adhi Karya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Nasional
Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Nasional
KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

Nasional
Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Nasional
Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Nasional
Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Nasional
Pakar Hukum Dorong Percepatan 'Recovery Asset' dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Pakar Hukum Dorong Percepatan "Recovery Asset" dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Nasional
Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Nasional
Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com