Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

JK kepada Prabowo: Kasus Daging Sapi, Haji, Al Quran Tak Ada di Kita

Kompas.com - 06/07/2014, 00:09 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com - Debat kelima yang diikuti calon presiden dan calon wakil presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla di Jakarta, Sabtu (5/7/2014) malam, berlangsung lebih "panas" dibanding debat-debat sebelumnya. Kedua pihak saling menyerang lawan.

Debat terakhir yang dimoderatori Rektor Undip Sudharto P Hadi itu mengangkat tema "Pangan, Energi, dan Lingkungan". Namun, para kandidat berusaha menyerang lawan dengan isu lain, yang kemudian dikaitkan dengan tema debat.

Seperti yang dilakukan cawapres Jusuf Kalla. Ia menyinggung pernyataan capres Prabowo ketika kampanye di Bandung beberapa hari lalu, yang menuduh adanya pihak yang ingin mengubah demokrasi menjadi kleptokrasi. Prabowo menyebut adanya maling-maling yang ingin berkuasa. (baca: Prabowo: Ada yang Mau Mengubah Demokrasi Jadi Kleptokrasi)

"Karena tidak ada maling, mafia daging, mafia minyak, mafia beras, mafia gula, mafia haji di tempat kami, pidato bapak itu ditujukan kepada siapa?" tanya JK.

Atas pertanyaan JK itu, Prabowo mengklarifikasi bahwa dirinya tidak menuduh bahwa maling-maling yang dia maksud berada di kubu Joko Widodo-Jusuf Kalla.

"Bisa dari partai saya, bisa. Saya tidak bisa katakan dari partai saya tidak ada maling," kata Prabowo.

Namun, kalimat Prabowo selanjutnya, maling tersebut bisa juga dari kubu Jokowi-JK. Belakangan, ia mengaku bahwa pernyataannya hanya lebih mengingatkan masyarakat untuk menjaga demokrasi agar tidak larut dari penyimpangan seperti jual beli suara.

Di waktu yang tersisa, Hatta menambahkan, jika ingin menjalankan demokrasi dengan penegakan hukum, maka pemberantasan mafia sebaiknya di serahkan kepada penegak hukum.

Ia meminta agar semua pihak tidak menuduh tanpa data. Menurut Hatta, siapapun mafia itu bisa dicari oleh aparat penegak hukum.

Atas jawaban keduanya, JK terus mengejar jawaban dari Prabowo siapa yang tengah dituduh sebagai maling. Pasalnya, kata JK, hanya ada dua pihak dalam pertarungan Pilpres ini.

"Semua sudah di KPK, (kasus impor) daging ada di KPK, (kasus) haji di KPK, (kasus) Al Quran pun sudah ada di KPK. Tidak ada di sini (kubu Jokowi-JK)," kata JK.

Di sisa waktu, Jokowi menekankan bahwa pernyataan JK itu masih terkait dengan tema debat kali ini. "Bukan ingin membawa ke masalah siapa mafia daging, siapa mafia minyak," kata Jokowi.

Selama tek-tok pernyataan itu, ruang debat riuh dari sorakan para pendukung kedua pihak yang hadir.

Pertanyaan JK itu jelas menyinggung kasus-kasus korupsi yang menjerat orang-orang yang berasal dari parpol dalam koalisi Prabowo-Hatta.

Untuk kasus korupsi impor daging, KPK menjerat Luthfi Hasan Ishaaq (ketika itu Presiden PKS). Ia divonis 16 tahun penjara oleh Pengadilan Tipikor Jakarta dan diperkuat pada tingkat banding. (baca: Banding Kasus Impor Daging Sapi, Hukuman Luthfi Tetap 16 Tahun)

Kasus korupsi pengadaan Al Quran menjerat politisi Partai Golkar Zulkarnaen Djabar. Ia divonis 15 tahun penjara oleh Pengadilan Tipikor Jakarta dan diperkuat pada tingkat banding. (baca Pengadilan Tinggi Tolak Banding Zulkarnaen Djabar dan Anaknya)

Kasus terbaru yang disinggung JK, yakni dugaan korupsi dalam penyelenggaraan haji yang menjerat Ketua Umum PPP Suryadharma Ali selaku Menteri Agama ketika itu. (baca: KPK Tetapkan Menteri Agama Suryadharma Ali Tersangka)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Optimistis MK Diskualifikasi Gibran, Kubu Anies: Tak Ada Alasan untuk Tidak Pemungutan Suara Ulang

Optimistis MK Diskualifikasi Gibran, Kubu Anies: Tak Ada Alasan untuk Tidak Pemungutan Suara Ulang

Nasional
MK Diperkirakan Tak Akan Diskualifikasi Prabowo-Gibran

MK Diperkirakan Tak Akan Diskualifikasi Prabowo-Gibran

Nasional
Jadwal Terbaru Pelaksanaan UTBK-SNBT 2024

Jadwal Terbaru Pelaksanaan UTBK-SNBT 2024

Nasional
Dana Zizwaf Selama Ramadhan 2024 Meningkat, Dompet Dhuafa: Kedermawanan Masyarakat Meningkat

Dana Zizwaf Selama Ramadhan 2024 Meningkat, Dompet Dhuafa: Kedermawanan Masyarakat Meningkat

Nasional
MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

Nasional
Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Nasional
Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Nasional
TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Nasional
Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com