“Prabowo pernah bilang sama saya, kami hari-hari itu bicara bahasa Inggris, dia katakan 'I was the American fair-haired boy', anak kesayangan Amerika, yang terfavorit dan itu memang benar. Prabowo cerita semua hubungan dia amat dekat dan amat akrab dengan tentara, pemerintah, intel, dan usaha-usaha besar Amerika Serikat, semua benar. Ada banyak fakta di belakangnya,” ujar Allan, dalam sebuah diskusi di Jakarta, Selasa (1/7/2014).
Prabowo, lanjut Allan, mengatakan bahwa ia sering berhubungan dengan Defense Intelligence Agency (DIA) milik Amerika Serikat.
“Dia bilang dia masih melapor ke DIA itu kira-kira satu kali seminggu,” ujar Allan.
Kedekatan Prabowo dengan militer Amerika Serikat ini berawal dari Joined Combined Exchange Trainning (JCET) antara pasukan khusus AS dengan pasukan khusus Indonesia. JCET adalah sebuah program latihan gabungan tentara Amerika Serikat di sebuah negara dengan tentara negara setempat. Program ini sempat menimbulkan kontroversi karena justru dianggap menghasilkan tentara yang terlibat kasus pelanggaran HAM. Allan menyebutkan, Prabowo telah membantu JCET masuk ke dalam Indonesia. Hal ini, kata Allan, dibuktikan dengan dokumen dari Pentagon.
“Dokumen itu menyebutkan bahwa Prabowo dia orang yang kunci, utama, yang sudah buat masuk special forces AS di Indonesia. Kedua, Pentagon AS menyebutkan bahwa Prabowo menerima bayaran cukup besar dengan tindakan itu,” katanya.
Selain dekat dengan militer AS, Prabowo, kata Allan, juga memiliki kedekatan dengan para pebisnis besar AS, di antaranya, Freeport McMoran. Menurut Allan, hubungan ini karena adik Prabowo, Hashim Djojohadikusumo.
“Ada diskusi di mana Hashim, adik Prabowo, pidato di Washington DC, di depan US-Indo, sebuah kelompok yang ada anggota dari usaha-usaha terbesar di Amerika. Dalam pidato itu, Hashim berkata bahwa kalau Prabowo naik sebagai Presiden Indonesia, AS akan terima posisi spesial, previlege dari pemerintah Prabowo. Itu tahun 2013,” kata Allan.
Sebelumnya, Allan mengakui bahwa keputusannya mengungkapkan hasil wawancara "off the record"-nya dengan Prabowo telah melanggar kode etik jurnalistik. Namun, ia menyakini, apa yang dilakukannya tak sebanding dengan perlunya masyarakat Indonesia mengetahui apa yang diketahuinya soal Prabowo.
Pekan lalu, kesaksian Allan tentang Prabowo sempat mengundang perhatian media di Indonesia, saat ia mengunggah sejumlah tulisan di situs pribadinya, www.allannairn.org. Menanggapi apa yang ditulis Allan, adik Prabowo, Hashim Djojohadikusumo menyebutnya sampah.
"Sudahlah, sampah itu. Sampah itu kan bau," kata adik Prabowo Subianto itu seusai menemui Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, di Balaikota Jakarta, Kamis (26/6/2014).
Allan Nairn mem-posting tulisan yang berjudul "Do I Have Guts," Prabowo Asked, "Am I Ready To Be Called A Fascist Dictator?".
Baca juga:
Ini Alasan Jurnalis AS Allan Nairn Ungkap Wawancara "Off The Record" dengan Prabowo
Kata Adik Prabowo, Tulisan Allan Nairn soal Prabowo Itu Sampah
Tim Prabowo Bantah Jurnalis AS Allan Nairn soal Pernyataan Lecehkan Gus Dur