Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"ayonyoblos" lahir dari Keresahan Generasi Muda Terhadap Pemilu

Kompas.com - 19/06/2014, 15:55 WIB
Deytri Robekka Aritonang

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
– Menyukseskan pemilu seyogyanya adalah kewajiban semua warga negara Indonesia (WNI) yang telah memiliki hak pilih, termasuk juga anak muda. Namun, beberapa anak muda berprestasi ternyata punya jalannya sendiri menyukseskan pergantian pemerintahan kali ini.

Adalah Fakhria Nur Shabrina atau yang akrab disapa Ifa, bersama empat teman kuliahnya yang menggawangi pengembang aplikasi ponsel, Femmous. Lima mahasiswa jurusan Teknologi Informatika Universitas Gunadarma itu tertantang oleh lomba “Code for Vote 2.0 Challenge” yang diadakan oleh Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem).

Mulanya, kata Ifa, dia dan para sahabatnya hanya ingin menjawab tantangan untuk membuat aplikasi yang dapat digunakan melalui ponsel. Tetapi, kemudian, ketika tahu bahwa aplikasi yang harus dibuat berhubungan dengan pemilu, motivasi di dalam dirinya semakin besar.

“Apalagi ini untuk pemilu. Kami pikir, apa salahnya membuat sesuatu yang berguna untuk masyarakat. Tujuannya semoga masyarakat bisa tahu semua informasi tentang pilpres,” kata Ifa usai mempresentasikan programnya di Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU), Kamis (19/6/2014).

Ia menuturkan, baginya dan sesama anak muda, banyak hal yang tidak diketahui terkait pilpres. Bukan cuma soal siapa dan bagaimana kandidat peserta pilpres, sebagai anak muda, Ifa tidak terlalu paham bagaimana cara memilih, bahkan kapan harus memberikan hak pilihnya.

“Kebanyakan orang, terutama anak muda bingung soal pemilu dan siapa yang mau dipilih. Akhirnya malah jadi golput (golongan putih atau tidak menggunakan hak pilih),” lanjutnya.

Dalam waktu kurang dari seminggu, lima anak muda itu akhirnya melahirkan aplikasi “ayonyoblos”. Dalam aplikasi tersebut, Femmous menyajikan beberapa menu di antaranya “Biodata” yang berisi biodata dan riwayat hidup dua pasang calon presiden dan wakil presiden peserta pilpres.

Kemudian menu “Berita Pemilu”, “Suara Pemilu” dan “Tanya pemilu”. Ada pula menu “Cara Pencoblosan” yang berisi tutorial penggunaan hak pilih di tempat pemungutan suara (TPS) pada hari-H pendoblosan, 9 Juli 2014 mendatang.

Tutorial disajikan dalam bentuk video untuk memudahkan pengguna aplikasi. Femmous juga menyediakan pengingat hari-H pemungutan suara. Agar pengguna ponsel tidak mudah bosan pada aplikasi, Femmous juga menyediakan menu “Permainan” dalam aplikasi ciptaannya. Menu itu merupakan kuis seputar pemilu dan capres-cawapres.

“Kalau bisa menjawab delapan pertanyaan kami beri hadiah wallpaper”, kata Ifa.

Dengan aplikasi yang diciptakannya itu, Femmous memperoleh predikat juara ketiga. Selain memperoleh podium peringkat ketiga, Femmous juga mendapat predika “The Best Female Developer Team” karena beranggotakan perempuan seluruhnya.

Sedangkan, peringkat pertama direbut oleh Ice Barbel dengan aplikasi “Pemiluman” dan juara dua direbut WOW dengan aplikasi “Pemimpin Kita”. Adapun peringkat keempat dan kelima diperoleh Lumachrome Developers dengan aplikasi “Pelita” daan IR24JAM dengan aplikasi “Analisis Pilpres 2014”.

Meski perlombaan dibuka untuk umum, semua pemenang adalah mahasiswa. Ketua Perludem Didik Supriyadi, mengatakan, antusiasme pemilih muda mengikuti perlombaan itu didorong kesulitan mereka untuk mengakses informasi yang komprehensif terkait pilpres.

Selain itu, para pemilih muda tersebut juga mulai jenuh dengan informasi yang beredar baik di media massa maupun di media online yang cenderung tendesius mendukung salah satu calon.

“Saking banyaknya informasi, pengguna tidak bisa menyeleksi. Dengan aplikasi ini, informasi bisa lebih jernih, karena dokumen yang bisa diakses adalah dokumen resmi dari KPU,” kata Didik.

Didik mengatakan, sebagai penghargaan atas susah payah para pemuda itu, Google memberikan hadiah kepada pemenang pertama, kedua dan ketiga berupa kunjungan ke kantor Google di Singapura. “Selain itu, ada hadiah uang juga,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

Nasional
Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Nasional
Jaga Independensi, MK Sembunyikan Karangan Bunga yang Sindir Sengketa Pilpres 2024

Jaga Independensi, MK Sembunyikan Karangan Bunga yang Sindir Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Busyro Muqqodas Harap Putusan MK Soal Sengketa Pilpres Berpihak pada Etika Kenegaraan

Busyro Muqqodas Harap Putusan MK Soal Sengketa Pilpres Berpihak pada Etika Kenegaraan

Nasional
Kemenlu: Indonesia Sesalkan DK PBB Gagal Sahkan Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina

Kemenlu: Indonesia Sesalkan DK PBB Gagal Sahkan Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina

Nasional
Yusril Prediksi MK Tak Diskualifikasi Gibran

Yusril Prediksi MK Tak Diskualifikasi Gibran

Nasional
Soal Besaran Tunjangan ASN yang Pindah ke IKN, Pemerintah Tunggu Jokowi

Soal Besaran Tunjangan ASN yang Pindah ke IKN, Pemerintah Tunggu Jokowi

Nasional
MK Bantah Ada Bocoran Putusan Sengketa Pilpres

MK Bantah Ada Bocoran Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
Marinir Indonesia-AS Akan Kembali Gelar Latma Platoon Exchange Usai 5 Tahun Vakum

Marinir Indonesia-AS Akan Kembali Gelar Latma Platoon Exchange Usai 5 Tahun Vakum

Nasional
Ingin Pileg 2029 Tertutup, Kaesang: Supaya “Amplop”-nya Enggak Kencang

Ingin Pileg 2029 Tertutup, Kaesang: Supaya “Amplop”-nya Enggak Kencang

Nasional
PSI Akan Usung Kader Jadi Cawagub Jakarta dan Wali Kota Solo

PSI Akan Usung Kader Jadi Cawagub Jakarta dan Wali Kota Solo

Nasional
Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Nilai MK Tak Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran

Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Nilai MK Tak Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran

Nasional
Profil Marsda Arif Widianto, Pati AU yang Kini Jabat Dansesko TNI

Profil Marsda Arif Widianto, Pati AU yang Kini Jabat Dansesko TNI

Nasional
Sudirman Said Sebut Pertemuan JK dan Megawati Kemungkinan Terjadi Setelah Putusan MK

Sudirman Said Sebut Pertemuan JK dan Megawati Kemungkinan Terjadi Setelah Putusan MK

Nasional
Kaesang Ingin Pileg 2029 Proporsional Tertutup: Pilih Partai, Bukan Caleg

Kaesang Ingin Pileg 2029 Proporsional Tertutup: Pilih Partai, Bukan Caleg

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com