"Pak Jokowi dan Pak JK bisa menunjukan keotentikannya. Apa yang dijelaskan Jokowi-JK ada aplikasinya, beda dengan yang hanya gagasan saja," ujar Anies, di Balai Sarbini, Senin malam.
Dengan memberikan contoh kebijakan yang telah dilakukannya ketika menjabat, baik menjadi Wali KOta Solo mau pun Gubernur DKI Jakarta, lanjut Anies, ruang dialog, bahkan perdebatan pun terbuka.
Dari sana, menurutnya, bisa muncul solusi bagi persoalan yang belum tuntas. Sementara, jika hanya menghadirkan gagasan tanpa bukti nyata, apa yang diperdebatkan dan menjadi bahan dialog terkesan mengawang-awang.
"Sangat berbeda orang yang sering berdialog dengan masyarakat dan mana yang tidak. Ini letak keunggulan Jokowi-JK," ujar Anies.
Anies juga meminta publik tidak memandang sebelah mata contoh yang diberikan oleh Jokowi. Meski persoalan berskala lokal, Anies yakin bahwa yang terpenting adalah bagaimana sang pemimpin menyelesaikan permasalahan itu. Jika bicara persoalan di Indonesia, tinggal diaplikasikan ke cakupan yang lebih besar.
"Jangan under estimate kepala daerah. Ingat, yang penting Beliau sudah biasa berdialog, jadi menghadapi persoalan tidak kaget," ujarnya.
Debat kandidat yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU), Senin malam, sebagai salah satu tahapan dalam pilpres 9 Juli 2014. Pada debat pertama ini, topik yang akan diangkat adalah "Pembangunan demokrasi, pemerintahan yang bersih, dan kepastian hukum".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.