Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Sindir Pemimpin yang Hidup Mewah

Kompas.com - 05/06/2014, 15:33 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAYAPURA, KOMPAS.com -- Calon presiden Joko Widodo melontarkan sindiran kepada pemimpin yang hidup bergelimang harta sehingga tidak pernah merasakan apa yang dirasakan rakyat miskin. Dalam kampanye terbuka di GOR Waringin, Jayapura, Papua, Kamis (5/6/2014), Jokowi mengaku lahir di permukiman kumuh tepi sungai di Solo. Keluarganya tiga kali terkena tindakan penggusuran oleh pemerintah kota setempat.

"Sekarang ada pemimpin yang menyatakan diri kerakyatan, tapi tidak pernah bertemu rakyat, tidak pernah hidup di lingkungan kumuh, tidak pernah bersentuhan kulit dengan rakyat. Apa itu yang kita inginkan?" ujar Jokowi.

"Baru deh, salaman sama rakyat pas mau pilkada, pas mau pileg, pas mau pilpres," lanjut Jokowi.

Gubernur DKI Jakarta berstatus nonaktif itu mengatakan, pemimpin sejatinya lahir dari rakyat, mengerti apa yang dibutuhkan rakyat.

Tak heran, lanjut Jokowi, ketika dirinya jadi Wali Kota Surakarta dan Gubernur DKI Jakarta, kebijakan yang diterapkan pro rakyat. "Waktu jadi wali kota, gubernur, ada Kartu Jakarta Sehat dan Kartu Jakarta Pintar. Kalau sudah pegang kartu, sakit, tinggal pergi saja ke dokter," ujar Jokowi.

"Ingat ya, ini sudah saya buktikan. Bukan saya akan, saya akan, tapi sudah," sambung Jokowi.

Pidato Jokowi di GOR tersebut didengar oleh setidaknya sekitar 1.000 orang pendukungnya. Turut hadir Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Wasekjen PDI Perjuangan Hasto Kristianto, Ketua DPD PDI Perjuangan Papua Komarudin Watubun, dan lain-lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Nasional
Sejauh Mana 'Amicus Curiae' Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Sejauh Mana "Amicus Curiae" Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Nasional
Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Nasional
TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

Nasional
Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Nasional
Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Nasional
Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 'Amicus Curiae'

Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 "Amicus Curiae"

Nasional
Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Nasional
Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | 'Amicus Curiae' Pendukung Prabowo

[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | "Amicus Curiae" Pendukung Prabowo

Nasional
Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Nasional
Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Nasional
Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com