Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Analogi Perang Badar Amien Rais Berbahaya"

Kompas.com - 31/05/2014, 10:35 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com -- Pengurus Dewan Pimpinan Daerah PDI Perjuangan Daerah Istimewa Yogyakarta menyayangkan pernyataan Ketua Majelis Pertimbangan Pusat Partai Amanat Nasional Amien Rais yang mengatakan bahwa Pemilihan Umum Presiden 2014 ibarat "Perang Badar".

"Analogi Perang Badar Amien Rais berbahaya. Pemilihan Umum merupakan momentum strategis bagi rakyat untuk menentukan pilihannya menentukan presiden dan wakil presiden secara merdeka dan konstitusional," kata Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan DIY Eko Suwanto di Yogyakarta, Sabtu (31/5/2014), seperti dikutip Antara.

Eko mengatakan, kedaulatan rakyat harus dihormati. Secara prinsip, hak konstitusi warga negara tidak boleh dihantui rasa takut akibat ancaman atau politik uang. Pada perkembangannya, lanjut Eko, berbagai pihak dikejutkan oleh pernyataan Amien Rais yang menganalogikan pemilu sebagai Perang Badar.

"Pilihan kata 'perang' sungguh bertentangan dengan substansi demokrasi, yang lebih mengedepankan penghargaan terhadap perbedaan pendapat atau pilihan politik," kata Eko.

Menurut Eko, kata "perang" bisa salah dimaknai dengan membunuh lawan. Sementara dalam politik pemilu, lawan politik merupakan saudara sebangsa dan setanah air yang harus saling menjaga, saling mencintai sebagai sesama warga bangsa.

Dia mengatakan, ekses dari pernyataan mantan Wakil Ketua MPR itu adalah timbulnya potensi kekerasan atau konflik.

"Kita berharap Amien Rais sebagai tokoh berbicara lebih bijak sebagai orang tua yang bisa mengayomi seluruh warga bangsa. Menjadi bapak bagi anak-anak bangsa. Tidak ada satu agama pun di dunia ini yang mengajarkan kekerasan," katanya.

Menjelang Pemilu Presiden yang tinggal beberapa minggu, ia mengajak semua tokoh untuk bersama-sama menjaga ke-"Indonesiaan Kita", seperti yang dikembangkan KH Ahmad Dahlan dan Ki Hajar Dewantoro.

"Masyarakat Indonesia cerdas mengikuti proses pemilu dan kita yakin pada 9 Juli 2014 akan memilih berdasarkan hati nurani," kata Eko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com