"Saya mengiyakan undangan tersebut sebagai sebuah ikhtiar turun tangan ikut mendorong orang baik mengelola pemerintahan," kata mantan peserta Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat tersebut dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Kamis (22/5/2014).
Penggagas Gerakan Indonesia Mengajar itu mengatakan, Jokowi-JK adalah kombinasi pasangan baru-senior yang lebih berpotensi menghadirkan kebaruan dan terobosan. Suasana kebaruan inilah, kata Anies, yang diperlukan oleh Indonesia setelah 15 tahun lebih menapaki masa reformasi berjalan.
Anies juga menegaskan bahwa pilihannya tersebut didasari oleh pemikirannya bahwa unsur yang dibutuhkan saat ini adalah penegakan hukum. Hal itu merupakan prioritas utamanya dalam menentukan pilihan.
"Kita butuh pemimpin yang baru, yang track record-nya baik, dan memiliki visi dalam penegakan hukum ke depan karena elemen tersebut yang paling utama saat ini," katanya.
Ia menegaskan, pilihan ini merupakan pilihan pribadinya dan tidak mewakili institusi atau partai mana pun.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan