"Jangan dibilang bermuatan politik. Kan media saja yang mengatakan hal seperti itu. Kami sendiri tidak bermaksud seperti itu," ujarnya, Sabtu (17/5/2014).
Soal munculnya nama Jokowi, pada soal ujian pelajaran Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris saat Ujian Nasional SMA dan SMP di sejumlah daerah, Nizam mengungkapkan bahwa hal itu bukanlah suatu kesengajaan yang dibuat oleh tim perumus naskah.
"Saya yakin guru-guru (perumus naskah soal) tidak ada kesengajaan dalam mencantumkan nama beliau," imbuhnya.
Namun, dia tidak menjamin nama Jokowi tidak akan muncul lagi pada ujian tingkat sekolah dasar (SD) mendatang. Pasalnya, ujian SD kali ini merupakan ujian sekolah yang digelar serentak di seluruh Indonesia.
Pemerintah pusat, lanjutnya, hanya memiliki wewenang memberikan 25 persen soal yang dititipkan pada tiap-tiap mata pelajaran.
"Jadi tiap-tiap provinsi merumuskan naskah soal. Kami dari Puspendik hanya menitipkan 25 persen soal yang menjadi standar nasional," ujarnya.
Meski demikian, pembuatan soal oleh tiap-tiap provinsi tersebut akan tetap sesuai dengan kisi-kisi ujian yang diterbitkan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Ujian tingkat SD dan madrasah ibtidaiah (MI) akan digelar pada pekan depan, yaitu 19 sampai 21 Mei 2014. Ujian akan mengujikan tiga mata pelajaran, yakni Matematika, Bahasa Indonesia, dan IPA.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.