Yasin diciduk tim penyidik KPK di kediamannya di Perumahan Yasmin Sektor II, Kota Bogor, Rabu (7/5/2014) malam. Ketua DPW Jawa Barat Partai Persatuan Pembangunan ini diduga terlibat suap terkait izin rancangan umum tata ruang di kawasan Bogor-Puncak-Cianjur.
Sesaat sebelum penangkapan Yasin, penyidik lembaga "anti-rasuah" itu menangkap anak buah Yasin, Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor Muhammad Zairin dan pegawai PT BJA Franciskus Xaverius Yohan Yhap.
Ketua KPK Abraham Samad, saat jumpa pers di Gedung KPK Jakarta, mengatakan, penyidik KPK menemukan uang tunai Rp 1,5 miliar saat menangkap Yasin. KPK juga menduga, sebelumnya Yasin menerima uang Rp 3 miliar. Dengan demikian, total suap diduga mencapai Rp 4,5 miliar.
Tertangkapnya Yasin sontak membuat PPP terkejut. "Begitu mendengar kabar tertangkapnya Yasin, para pengurus DPP langsung melakukan doa bersama agar Yasin diberikan ketabahan," kata Wakil Sekjen DPP PPP Syaifullah Tamliha, Kamis.
Selain itu, Syaifullah juga menyatakan, partainya siap memberikan bantuan hukum kepada Yasin untuk menghadapi persidangan kelak. Namun, diberikan atau tidaknya bantuan hukum itu akan tergantung pada permintaan Yasin.
The Future Leader PPP
Nama Yasin mencuat ketika PPP terjerembab dalam konflik internal partai beberapa waktu lalu. Pemicu konflik ditengarai akibat kedatangan tiba-tiba Ketua Umum DPP Suryadharma Ali di tengah orasi bakal calon presiden Partai Gerakan Indonesia Raya, Prabowo Subianto, dalam masa kampanye di Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (23/3/2014).
Menanggapi manuver Suryadharma, Yasin menjadi satu dari 26 DPW PPP yang menyatakan mosi tidak percaya kepada Suryadharma selaku ketua umum. Mereka meminta Suryadharma mengklarifikasi kedatangannya yang mengejutkan dalam kampanye akbar Gerindra.
Mosi tidak percaya itu pun dibalas Suryadharma dengan pemecatan terhadap Yasin dan kawan-kawan. Mereka yang dipecat adalah Waketum PPP Suharso Monoarfa beserta empat ketua DPW PPP termasuk Yasin, serta Sekjen DPP PPP Romahurmuziy alias Romy.
Aksi ini pun dibalas Yasin dan rekan-rekannya dengan memberhentikan sementara Suryadharma sebagai ketua umum partai. Pemberhentian dilakukan melalui rapat pimpinan nasional yang segera direspons menteri agama itu sebagai "rapimnas liar". Waketum DPP PPP Emron Pangkapi didapuk menjadi ketum interim.
Kisruh internal PPP itu juga membuat Ketua PPP DKI Jakarta Abraham Lunggana atau yang dikenal dengan sapaan Haji Lulung ikut campur. Di kantor DPP PPP, Lulung sempat bersitegang dengan Yasin dan menuding Yasin berambisi menjadi ketua umum.
"Ini Rachmat Yasin cuma mau jadi ketua umum. Mau jadi ketua umum kok caranya seperti itu," kata tokoh Betawi yang juga Wakil Ketua DPRD DKI itu di "markas Diponegoro". Namun, konflik itu berujung damai. Posisi Suryadharma sebagai ketum dipulihkan, meski masa jabatannya dipangkas setahun lebih cepat menjadi Oktober 2014 dengan percepatan muktamar.
Nama Yasin memang disebut-sebut sebagai kandidat terkuat untuk bersaing dengan Suryadharma memperebutkan kursi ketua umum dalam muktamar yang sedianya diselenggarakan paling lambat sebulan setelah Pemilu Presiden 2014.
Karenanya, Waketum DPP PPP Achmad Dimyati Kusumah pun mengaku, partainya tak menyangka Yasin dijerat KPK. "Beliau termasuk kader yang potensial dan cerdas, serta calon ketua umum PPP pada masa depan," kata anggota komisi III DPR itu.
Hal senada juga diungkapkan Wakil Sekretaris Majelis Pakar DPP PPP Lena Maryana Mukti. Dia mengatakan, Yasin merupakan kader partai yang berpotensi menjadi satu-satunya pesaing kuat bagi Suryadharma. Yasin dianggap memiliki kemampuan kepemimpinan yang teruji.
"Raya (Rachmat Yasin, red) ini boleh dibilang the future leader untuk PPP," kata anggota komisi II DPR itu. Dia pun menduga adanya kemungkinan konspirasi politik terkait penangkapan itu.
Lena menilai, bisa saja konspirasi tersebut dilakukan oleh internal partai yang tidak menyukai Yasin maju menjadi ketua umum partai. "Tapi kami tidak menuduh bahwa ini konspirasi SDA (Suryadharma Ali, red) dengan KPK. Saya kira KPK tidak mudah diintervensi," imbuh mantan aktivis perempuan itu.
Peluang Yasin tertutup?
Status tersangka yang disematkan KPK pun membuat peluang Yasin menjadi ketua umum PPP otomatis tertutup. Pengamat politik Universitas Islam Negeri Hidayatullah Jakarta Zaki Mubarok mengatakan, Yasin adalah dalang di balik penggulingan Suryadharma sebagai ketum.
"Jadi musibah yang menimpa Rachmat Yasin menjadi berkah politik bagi rival beratnya, SDA cs. Tanpa perlu bersusah payah, SDA cs dapat tambahan poin," kata Zaki. Dia berpendapat ditahannya Yasin juga membuat kekuatan kubu anti-Suryadharma dalam tubuh PPP melemah.
Pasalnya, ujar Zaki, selain memiliki basis massa yang kuat di wilayah Jawa Barat, Yasin sebenarnya memiliki kekuatan finansial. "Ini juga memberikan amunisi bagi SDA cs untuk merapat ke Gerindra. Upaya SDA membawa PPP ke Gerindra semakin mulus," ucapnya.
Lalu, siapa pesaing terberat Suryadharma? Zaki menyebut nama Romy yang kini menjabat Sekjen PPP sebagai alternatif untuk bersaing dengan Suryadharma dalam muktamar mendatang.
Latar belakang Romy dari keluarga ulama besar NU dinilainya bisa menjadi modal penting untuk menduduki posisi nomor satu di partai berlambang Kabah itu. "Dia juga intelektual muda dan track record-nya relatif bersih," tandas Zaki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.