"Saya siap berdebat puisi dengan Fadli Zon untuk Jokowi," kata Rieke dalam sebuah diskusi di Jakarta, Kamis (8/5/2014).
Gaya berpolitik lewat puisi, kata Rieke, jauh lebih baik daripada berkompetisi melalui politik uang, kekerasan, teror, ataupun senjata. Ia kemudian membacakan sebuah puisi tentang aktivis hak asasi manusia, Munir, yang mati diracun dalam perjalanan menuju Belanda. Inti puisi yang dibacakan oleh Rieke adalah, semangat Munir akan tetap ada meski nyawanya telah tiada.
"Saya harap Fadli Zon membalas puisi saya," tutupnya.
Sebelumnya, Waketum Fadli Zon membuat beberapa puisi, yakni "Panasbung", "Raisopopo", "Air Mata Buaya", dan "Sajak Seekor Ikan". Fadli tidak pernah menyebutkan siapa yang ia singgung dalam puisi tersebut. Namun, publik kemudian menghubungkan isi puisi itu dengan bakal capres dari PDI Perjuangan, Joko Widodo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.