Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inikah Upaya SBY Jajaki "Jalan Damai" dengan Megawati?

Kompas.com - 28/04/2014, 09:57 WIB
Sabrina Asril

Penulis

"Tidak harus menyatu dalam satu kubu, tapi paling tidak kita semua menyadari diperlukan kebersamaan dan kemitraan yang baik di antara elemen bangsa, di antara pemimpin bangsa untuk rakyat kita dan untuk masa depan bangsa dan negara kita," tambah SBY.

3. Keinginan internal Demokrat agar SBY-Mega "damai" menguat

Tak hanya SBY yang menginginkan berdamai dengan Megawati, sejumlah elite hingga pengurus daerah Partai Demokrat pun mendukung upaya rekonsiliasi kedua tokoh politik itu. Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Jhonny Allen Marbun mengakui berbagai pihak di partainya menginginkan sebaiknya SBY dan Megawati bisa bertemu. Di level bawah, sebenarnya politisi Partai Demokrat dan PDI-P sudah menginginkan hal tersebut terjadi.

"Tapi, kami menunggu agar mereka bertemu agar tidak ada lagi terjadi polarisasi," ujarnya.

Baginya, rekonsiliasi dengan PDI-P merupakan hal terbaik bagi kepentingan bangsa dan negara. "Mudah-mudahan bisa terjadi sebelum pilpres," harapnya.

Usulan agar Partai Demokrat bergabung dengan poros PDI-P juga muncul dalam pertemuan SBY dengan 33 Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrat Minggu (27/4/2014).

4. SBY dan baju kotak-kotak

Entah kebetulan atau tidak, SBY belakangan kerap menggunakan kemeja kotak-kotak. Seperti diketahui, kemeja kotak-kotak adalah salah satu ciri khas gaya kampanye bakal calon presiden PDI-P, Joko Widodo, saat pemilihan kepala daerah DKI Jakarta pada 2012 lalu.

Setidaknya sudah dua kali SBY menggunakan kemeja kotak-kotak. Pertama adalah saat menyampaikan respons atas kekalahan Partai Demokrat berdasarkan hasil hitung cepat pada 9 April lalu. Saat itu, SBY mengucapkan selamat kepada PDI-P, Partai Golkar, dan Partai Gerindra yang mendapatkan perolehan suara di atas partainya.

SBY kembali memakai baju kotak-kotak saat menghadiri debat terakhir konvensi calon presiden Partai Demokrat di Hotel Sahid, Jakarta, pada Minggu. SBY ketika itu tidak menyinggung soal koalisi dan hanya berbicara soal nasib konvensi ke depan.

Pakar komunikasi politik dari Universitas Pelitan Harapan, Emrus, menuturkan, baju kotak-kotak yang belakangan kerap dipakai SBY bisa jadi merupakan simbol untuk memberikan sinyal kepada Megawati agar mau membuka komunikasi kembali dengannya.

"Dari gejala dan fenomena tadi, bisa ditafsirkan sebagai suatu langkah rekonsiliasi. Saya pikir bahwa mereka akan terus melakukan langkah-langkah rekonsiliasi, wajar dalam politik. Tidak ada musuh yang abadi, yang abadi hanyalah kepentingan," kata Emrus saat dihubungi Minggu (27/4/2014) malam.

Menurut dia, Partai Demokrat dan PDI-P sebenarnya saling membutuhkan. Bagi Demokrat, ada kepentingan untuk berkoalisi lantaran suaranya tak mencukupi untuk mengajukan pasangan calon presiden dan wakil presiden sendiri. Sementara itu, bagi PDI-P, partai ini membutuhkan dukungan lebih di luar Partai Nasdem yang sudah menyatakan berkoalisi untuk menguatkan dukungan di parlemen.

"Kalau kepentingan mereka terwujud dengan rekonsiliasi ini, maka tidak tertutup kemungkinan mereka berkoalisi. Dalam politik, semuanya cair," ujar Emrus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Nasional
5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Nasional
Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin 'Gemoy'

PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin "Gemoy"

Nasional
Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

Nasional
Sinyal 'CLBK' PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Sinyal "CLBK" PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Nasional
Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Nasional
Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Nasional
Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Nasional
Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com