Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jiwa Terguncang, Sumbangan Pun Diminta Kembali...

Kompas.com - 23/04/2014, 17:27 WIB


KOMPAS.com — Ribuan calon anggota legislatif tengah menanti kepastian untuk menjadi wakil rakyat, sesuai hasil penghitungan suara Pemilu Legislatif 9 April 2014. Namun, sebelum penghitungan selesai, tak sedikit dari mereka yang terguncang jiwanya. Asa mereka tidak terpenuhi.

Mereka tak mampu bersaing menjadi anggota parlemen karena suara yang diraih, sesuai perkiraan, jauh dari harapan. Jiwa calon wakil rakyat itu pun terguncang.

Tak sedikit calon anggota legislatif (caleg) yang diperkirakan gagal terpilih berperilaku aneh: menyepi, mencari ketenangan di pondok pesantren, dan bahkan meminta perlindungan kepada paranormal. Di Pondok Pesantren Dzikrussyifa’ Asma’ Berojomusti di Desa Sendangagung, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, misalnya, puluhan caleg mencari ketenangan dengan mendekatkan diri kepada Allah.

Semenjak pemungutan suara sampai pekan lalu, tidak kurang dari 51 caleg yang mengalami depresi karena akan gagal terpilih sebagai anggota DPR, Dewan Perwakilan Daerah, atau DPRD berlindung di Ponpes Dzikrussyifa’ untuk direhabilitasi. Menurut pengasuh ponpes, KM Muzakkin, waktu penyembuhan caleg stres bervariasi. Ada yang hanya dua jam sembuh, tetapi ada pula yang beberapa hari. Wajar pula jika jiwa mereka terguncang karena ada caleg yang menghabiskan dana Rp 3,5 miliar ternyata hampir pasti tak terpilih. Dia merasa dibohongi oleh tim suksesnya.

Ada caleg yang stres, datang dengan marah-marah. Ada juga yang merasa sudah menjadi anggota Dewan, datang dengan membawa tas, mengenakan dasi, dan berjas rapi. ”Jika sudah begitu, yang susah bukan hanya caleg. Keluarganya ikut menanggung beban,” ujar Muzakkin.

Caleg terpukul yang ditangani di ponpes itu berasal dari Kalimantan, Sulawesi, DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Bahkan, ada pula seorang artis yang meminta pendampingan setelah hitungan tim suksesnya menunjukkan ia akan gagal ke Senayan. Namun, Muzzakin tak bersedia menyebutkan identitas pasiennya. ”Kami harus menjaga privasi mereka,” ucapnya.

Telepon tak diangkat

Witarsa Winata (33), kader Partai Demokrat, tak sampai linglung setelah istrinya, Nur Asiyah Jamil (35), diperkirakan gagal jadi anggota DPRD Jawa Barat. Mereka sudah menghabiskan ”tabungan” Rp 250 juta untuk membiayai pencalonan Nur Asiyah. ”Mesin partai tidak berjalan. Perolehan suara partai kami hancur. Uang habis semua,” ujar Witarsa meratapi nasibnya di Pondok Al-Busthomi di Desa Sinarancang, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, pekan lalu. Pondok itu dikelola Ujang Busthomi (32), paranormal yang sering tampil menjadi narasumber dalam acara di televisi swasta.

Dua telepon seluler Witarsa terus berdering. Namun, matanya hanya melirik sejenak pada ponsel itu, lalu mendiamkannya. ”Itu kawan-kawan saya dari tim sukses. Sudahlah, biar saja. Saya pusing,” katanya.

Witarsa sebelumnya selama dua hari terus memegangi dahi, pusing, dan ketakutan memikirkan nasibnya. Uang untuk biaya pencalonan istrinya itu sebagian pinjaman dari keluarga dan rekannya. Nur Asiyah diungsikan ke Jakarta.

Witarsa merasa dibodohi oleh sistem pemilu di negeri ini. Pertarungan antarcaleg sangat banal dan sadis. Persaingan dengan mengedepankan uang tak terhindarkan lagi. Meski terpukul, ia mengakui, uang Rp 250 juta yang dikeluarkannya termasuk kecil. Ada caleg lain yang menghabiskan hingga Rp 750 juta untuk memburu menjadi wakil rakyat dan kemungkinan dana itu terbuang sia-sia.

Ia melanjutkan, ”Saya kecewa kepada warga yang menerima uang, tetapi tak memilih caleg yang memberikan uang.”

Sejumlah warga di Cirebon mengaku menerima uang dari caleg. ”Saya mendapatkan Rp 60.000 dari seorang caleg DPRD Kabupaten Cirebon dan seorang calon anggota DPD,” ungkap Raharjo (33), warga Desa Kalikoa, Kecamatan Kedawung, Cirebon. Namun, soal pilihan, Raharjo mengikuti hati nuraninya.

Dari berbagai parpol

Ujang Busthomi menerima sejumlah caleg yang meminta bantuan agar didoakan dan ditenangkan pikirannya. Mereka berasal dari berbagai parpol. Caleg atau keluarga caleg yang depresi itu biasanya datang pada malam hari sehingga tak banyak orang yang melihat. Mereka biasanya hanya butuh didengar.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com