Banjir Karawang
Fluktuasi debit yang sangat tinggi di Cibeet mengindikasikan, daerah tangkapan air di perbukitan Karawang selatan sudah tidak berfungsi alias rusak. Selama musim banjir 2014, Cibeet yang memperbesar arus Citarum di Kota Karawang terbuang percuma ke laut setelah merendam sekitar 30.000 hektar sawah.
Peristiwa itu akan terus berulang selama tidak tersedia waduk penampung air sungai ini. ”Jika tersedia waduk penampung, airnya bisa memasok kebutuhan air minum DKI Jakarta,” ujar Kepala Divisi Bendung Curug PJT II, S Yudhabhakti, di Curug, Karawang.
Kini, Bandara Karawang paling tidak memerlukan lahan sekitar 3.000 hektar. Sebab, Kementerian Perhubungan, seperti diungkapkan Wakil Menteri Bambang Susantono, Karawang merupakan tempat paling ideal untuk bandara baru, di samping Bandara Soekarno-Hatta.
Pemerintah berjanji mendesain bandara ini sebagai bandara ramah lingkungan atau eco airport. Bandara itu tidak akan dibangun di atas sawah, dan jalan akses ke bandara pun tidak menyita aliran irigasi sehingga tidak mengganggu aktivitas pertanian.
Kalau tidak mereklamasi pantai utara, kawasan bandara yang diprediksi menelan biaya Rp 10 triliun itu berarti harus ditempatkan di selatan Karawang, bertetangga dengan kawasan industri. Ribuan warga korban banjir Karawang, tentunya, berharap luapan sungai yang berhulu di selatan akan terus berkurang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.