TANGERANG, KOMPAS.com — Fraksi Partai Keadilan Sejahtera DPRD Kota Tangerang menilai pencantuman nama PKS dalam soal ujian semester SMA di Tangerang sebagai suatu kampanye hitam. PKS merasa dirugikan oleh hal tersebut.
"Kita lihat itu sebenarnya black campaign. Berita (mengenai soal ujian) itu juga merugikan kita. Seakan-akan ada kesepakatan terselubung antara PKS dan Pemerintah Kota Tangerang," kata anggota DPRD Kota Tangerang Edi Suhendi kepada Kompas.com, Kamis (27/3/2014) siang.
Menurut Edi, dugaan bahwa ada kesepakatan tertentu antara PKS dan Pemkot Tangerang bukanlah sesuatu yang logis. Ia mengatakan, saat pemilihan kepala daerah wali kota dan wakil wali kota Tangerang tahun lalu, PKS tidak mencalonkan Arief Wismansyah. Arief, yang didukung oleh Partai Demokrat, saat ini menjadi Wali Kota Tangerang.
"Jadi aneh kalau ada dugaan PKS berkonspirasi dengan Pemerintah Tangerang," ujarnya.
Ia menyinggung kasus serupa yang pernah terjadi pada 2013. PKS pernah masuk dalam materi ujian kenaikan kelas XI sekolah menengah kejuruan (SMK) di Bogor pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Menurut Edi, soal ujian tersebut secara gamblang merugikan PKS.
Tulisan di soal nomor 50 dalam ujian tersebut adalah: Upaya KPK menyita mobil mewah mantan Presiden PKS, Luthfi Hasan Isaaq, kemarin gagal. Kalimat tersebut dapat disingkat dengan menghilangkan pernyataan di bawah ini, kecuali... a. menyita mobil, b. Luthfi Hasan Isaaq, c. kemarin, d. mantan, e. gagal.
Saat itu, Ketua DPP PKS Aboebakar Alhabsy merasa kecewa dengan bentuk soal yang demikian. Menurut dia, soal tersebut sangat tendensius, bahkan berbau politis.
Soal ujian yang dituding sebagai kampanye terselubung oleh PKS di Tangerang telah dilaporkan kepada Ketua Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kota Tangerang Takhono. Menanggapi hal tersebut, Edi mengatakan, PKS akan mengusut tuntas pencantuman nama PKS dalam soal ujian itu. "Kami siap saat Panwaslu memanggil kami nanti," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.