Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akbar Tandjung Minta Golkar Tinggalkan Orde Baru

Kompas.com - 24/03/2014, 14:25 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung mengkritik tema semangat Orde Baru yang diangkat partainya dalam setiap kampanye di daerah. Akbar menegaskan, Partai Golkar sekarang adalah perubahan dan tidak seharusnya kembali mengungkit romantisme Orde Baru.

Dalam bincang-bincang bersama wartawan di rumahnya, Senin (24/3/2014), Akbar mengaku tak tahu-menahu alasan Partai Golkar kembali menyinggung Orde Baru dan Presiden kedua RI, Soeharto. Menurut Akbar, tak pernah ada pembicaraan formal dalam partai yang menyepakati pengusungan Orde Baru sebagai salah satu "jualan" kampanye partai tersebut.

"Golkar seharusnya sudah meninggalkan romantisme Orde Baru karena kita sudah melewati banyak tahap survival, termasuk melawan bertahan atas kritik Orde Baru, dan kita bisa bertahan dengan pembaharuan di partai ini. Akan jadi sia-sia kalau kita kembali ke belakang," kata Akbar.

Akbar mengatakan, sejak Pemilu 1999, partainya mulai berganti haluan dengan mengusung tiga paradigma, yakni kemandirian, kerakyatan, dan demokrasi. Membawa kembali kenangan Orde Baru, kata Akbar, justru bisa kontraproduktif terhadap Partai Golkar.

Mantan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) itu mengatakan, isu Orde Baru memang masih melekat di masyarakat-masyarakat pedesaan. Namun, untuk masyarakat perkotaan, pengusungan semangat Orde Baru justru akan mengembalikan memori mengerikan dari rezim saat itu. Akbar menilai, masyarakat perkotaan cenderung melihat Orde Baru tidak dari sisi kesuksesan perekonomian, tetapi juga dalam hal demokrasi, hak asasi manusia, dan keadilan.

"Bisa jadi keputusan Golkar dengan mengusung Orde Baru ini akan membuat partai semakin ditinggalkan karena ada partai-partai lain yang membawa aspirasi yang lebih mengena kepada masyarakat," kata Akbar.

Mantan Ketua Umum Partai Golkar ini mengatakan bahwa pascareformasi, partainya sebisa mungkin tidak menggunakan frase "Orde Baru" ataupun membawa-bawa nama Soeharto. Di dalam kampanyenya, kata Akbar, Golkar hanya menyebutkan peran partai ini dalam pembangunan Indonesia selama 32 tahun.

Golkar dan Orde Baru

Partai Golkar belakangan ini mulai menyinggung soal kejayaan Orde Baru. Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie atau Ical bahkan meminta kader Partai Golkar sekaligus anggota organisasi massa yang berafiliasi di dalamnya untuk tidak malu mengakui bahwa Partai Golkar berjaya pada era Orde Baru. Bahkan, Ical meminta mereka untuk bangga terhadap masa kepemimpinan Soeharto.

"Kalau ada orang tanya, 'Anda Orde Baru?' Jawab, 'Ya'," kata Ical saat berpidato di acara Pelantikan Pengurus Kosgoro 1957 di Kantor DPP Golkar pada Februari lalu. Ical juga kembali konsisten dengan membawa kejayaan Orde Baru dalam kampanye terbuka di daerah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com