Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Perjanjian Batu Tulis, Gerindra Masih Berharap Ketulusan Megawati

Kompas.com - 19/03/2014, 06:59 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Partai Gerindra masih berharap PDI Perjuangan menepati isi perjanjian Batu Tulis yang dibuat lima tahun lalu menjelang Pemilu Presiden 2009. Partai ini menegaskan perjanjian tersebut benar-benar ada dan dibuat bersama oleh kedua partai.

"(Dalam) perjanjian politik ini yang diperlukan adalah ketulusan dari masing-masing pimpinan partai untuk melaksanakannya. Ketulusan itu kunci sebenarnya perjanjian ini dilaksanakan atau tidak," kata anggota Dewan Pembina DPP Partai Gerindra Martin Hutabarat, saat dihubungi, Selasa (18/3/2014) malam.

Karenanya, Martin berharap Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menepati perjanjian Batu Tulis itu. Dia menuturkan perjanjian tersebut dibuat pada Jumat malam, tepat sehari sebelum batas akhir pendaftaran pasangan calon presiden dan wakil presiden untuk Pemilu 2009.

Namun, Martin mengakui perjanjian itu tak memiliki kekuatan hukum. Karena, ujar dia, perjanjian tak dibuat dalam wujud akta notaris. Dia mengatakan, saat itu perjanjian dibuat berdasarkan pada visi dan wawasan kebangsaan kedua partai yang relatif sama.

Menurut Martin, Gerindra dan PDI-P juga terus berkomunikasi baik meski kalah dalam Pemilu Presiden 2009. Buktinya, sebut dia, sempat muncul wacana dari almarhum Taufiq Kiemas untuk melebur Gerindra dan PDI-P ke dalam satu fraksi. Taufiq adalah suami dari Megawati.

Bukti berikutnya, imbuh Martin, adalah kedua partai bersama-sama mengusung pasangan calon untuk Pemilu Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama. "Sesudah 2009 hubungan kami tetap hangat, kami tak membayangkan perjanjian (Batu Tulis) ini sekarang menjadi ramai," ujarnya.

Seperti diketahui, belakangan dokumen perjanjian Batu Tulis antara Gerindra dan PDI-P beredar. Pada poin nomor tujuh perjanjian itu tertera "Megawati Soekarnoputri mendukung pencalonan Prabowo Subianto sebagai calon presiden pada Pemilu Presiden tahun 2014".

Isi perjanjian itu menjadi pembicaraan setelah PDI-P menetapkan Joko Widodo sebagai bakal calon yang akan mereka usung di Pemilu Presiden 2014. Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPP PDI-P Tubagus Hasanuddin mengatakan, dalam perjanjian Batu Tulis disebutkan dukungan dari Megawati kepada Prabowo akan diberikan jika kedua partai memenangi Pemilu Presiden 2009.

Faktnya, ujar Tubagus, pada 2009 pasangan Megawati-Prabowo kalah. Karenanya, imbuh dia, perjanjian Batu Tulis pun gugur secara otomatis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Terseretnya Nama Jokowi di Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Terseretnya Nama Jokowi di Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Nasional
Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Nasional
Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Nasional
Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Nasional
Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Nasional
Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Nasional
Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Nasional
Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Nasional
Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Nasional
Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Nasional
[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

Nasional
Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com