Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/03/2014, 18:45 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
– Wakil Ketua Umum PPP Lukman Hakim Saifuddin menilai PPP cocok berkoalisi dengan PDI Perjuangan di Pemilu Presiden 2014. Ia bahkan mewacanakan menduetkan bakal calon presiden PDIP Joko Widodo (Jokowi) dengan Ketua Umum PPP Suryadharma Ali.

“Sangat mungkin (Jokowi-Suryadharma). Dulu juga kan PPP pernah bersama PDI-P saat Megawati dengan Hamzah Haz,” kata Lukman di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (17/3/2014).

Pada tahun 2001, Megawati yang menjabat sebagai Wakil Presiden diangkat menjadi Presiden menggantikan Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Hamzah Haz yang saat itu menjabat sebagai Ketua Umum PPP lalu menjadi Wakil Presiden.

Lukman mengatakan, PDI-P dan PPP memang memiliki kecocokan. Basis PDI-P yang merupakan partai nasionalis, menurut dia, cocok dengan PPP yang berbasis Islam. “Berkoalisi itu kan pacaran, membangun rumah tangga. Kecocokan itu harus ada, bagaimana visi kedepan, target pemerintahan. Ideologi apa yang akan dibangun. Kalau semua ada kecocokan akan lebih mudah,” ujarnya.

Meski demikian, ia mengatakan, kepastian mengenai koalisi dan pengusungan capres-cawapres baru akan ditetapkan setelah melihat hasil di pemilu legislatif 9 April. Nantinya, kata dia, PPP akan menyelenggarakan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) untuk membuat keputusan.

“Hal-hal tertentu, dalam politik tidak bisa dipastikan,” pungkas Wakil Ketua MPR itu.

Seperti diberitakan, PDIP baru akan membicarakan masalah cawapres setelah Pileg. Saat ini, PDIP mengaku masih fokus pada pemenangan Pileg dan sosialisasi Jokowi sebagai bakal capres. Untuk mengusung pasangan capres-cawapres, parpol mesti memenuhi syarat dalam UU Pilpres, yakni 20 persen perolehan kursi DPR atau 25 persen perolehan suara sah nasional.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com