JAKARTA, KOMPAS.com - Hampir satu tahun kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Ketua Umum DPP Partai Demokrat, elektabilitas Demokrat belum juga membaik. Bahkan, tingkat dukungan publik cenderung menurun dibanding ketika masih dipegang Anas Urbaningrum. Hal itu setidaknya terlihat dari hasil berbagai survei. Bagaimana tanggapan Anas?
"Berarti lagi tidak musimnya. Kalau musimnya lagi bagus, ya elektabilitasnya naik. Kalau lagi enggak musim, kan yang naik elektabilitas yang lain. Berarti musim yang lain," kata Anas sesuai diperiksa di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Jumat (14/3/2014).
Tersangka kasus dugaan gratifikasi terkait proyek Hambalang dan proyek lain itu juga tak banyak komentar mengenai Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat. "Namanya juga usaha (menaikkan elektabilitas), kan," katanya.
Dalam sejumlah survei, elektabilitas Partai Demokrat tak kunjung naik menjelang Pemilu 2014. SBY menggantikan Anas sebagai Ketum Demokrat ketika Kongres Luar Biasa (KLB) di Bali akhir Maret 2013. KLB digelar setelah Anas menyatakan berhenti sebagai ketum pasca-ditetapkan tersangka kasus proyek Hambalang oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. Kepengurusan diubah, salah satunya ditunjuknya Syariefuddin Hasan sebagai Ketua Harian DPP.
Survei Kompas, elektabilitas Partai Demokrat terus turun dari 11,1 persen (akhir 2012), menjadi 10,1 persen (pertengahan 2013), lalu turun lagi menjadi 7,2 persen di akhir 2013. Survei Soegeng Sarjadi School of Government (SSSG) yang dirilis pada Kamis (13/3/2014) bahkan menempatkan Demokrat di urutan keenam dengan elektabilitas hanya 2,24 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.