Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY Dapat Wejangan dari Keturunan Sunan Drajat

Kompas.com - 13/03/2014, 09:53 WIB
Sabrina Asril

Penulis


LAMONGAN, KOMPAS.com
 — Ritual melakukan ziarah ke makam-makam kramat mulai ramai dilakukan menjelang pelaksanaan pemilu. Pada Rabu (12/3/2014), dua pimpinan partai politik, yaitu Presiden yang juga Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri "nyekar" di Jawa Timur.

Pada siang hari, Megawati terlebih dulu mendatangi pusara sang ayah, proklamator Bung Karno di Blitar, Jawa Timur. Sementara pada malam harinya, SBY menyempatkan diri berziarah ke makam Sunan Drajat, Lamongan, di sela-sela kunjungan kerjanya.

Berbeda dengan kedatangan Megawati yang menjadi perhatian banyak media, ziarah makam yang dilakukan SBY lebih minim sorotan media. SBY hadir bersama anggota kabinet seperti Menteri Pendidikan Mohammad Nuh, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, dan Kepala Badan Intelijen Negara Marciano Norman.

SBY datang sekitar pukul 22.30 ditemani Ibu Negara Ani Yudhoyono. Saat tiba ke kompleks makam, SBY yang turun dari mobil SUV Land Cruiser RI-1 tampak santai dan menyempatkan diri menyalami puluhan warga dan peziarah yang sudah menunggu sejak sore. Rombongan kompak menggunakan pakaian serba putih.

SBY banyak melemparkan senyuman ke arah warga meski telah beraktivitas padat sejak pagi hari di Surabaya. Sebelumnya, SBY berada di Surabaya untuk menghadiri berbagai acara seperti pameran alutsista TNI Angkatan Laut di Koarmatim, bertemu dengan kepala-kepala daerah seluruh Indonesia, dan peluncuran buku di Tunjungan Plaza.

Di makam, SBY dan Ani tampak rileks bercengkerama dengan warga sekitar. Pengamanan pun tak terlalu ketat sehingga warga bisa melihat Presidennya dari dekat. Selama 30 menit berada di dekat pusara makam Sunan Drajat, SBY ditemani oleh keturunan Sunan Drajat ke-14, Raden Edi Santoso, yang merupakan juru kunci makam.

Hadir pula sekitar 300 orang yang berasal dari kelompok pengajian SBY Nurullah yang berangkat dari Cikeas sejak Selasa pagi dengan menggunakan belasan bus. Edi mengatakan, tak ada doa khusus yang dibacakan SBY saat berkunjung ke makam.

Namun, Edi mengaku sempat memberikan wejangan dari ajaran-ajaran Sunan Drajat yang dikenal dengan Sapta Paweling Pituah Sunan kepada rombongan Presiden. Wejangan itu, pertama, "memangun resep tyasing sasoma" yang artinya senantiasa membuat senang hati orang lain.

Kedua, "jroning suka kudu éling lan waspada", dalam setiap suasana bahagia harus selalu ingat dan waspada. Ketiga, "laksmitaning subrata tan nyipta marang pringgabayaning lampah", yang bermakna dalam menempuh suatu perjalanan yang luhur hendaknya manusia tidak boleh terpengaruh oleh segala macam rintangan.

Keempat, "mèpèr hardaning pancadriya", harus selalu bisa menekan gelora nafsu. Kelima, "mulya guna panca waktu", kalau mau hidup mulia di dunia dan akhirat hendaklah menjalankan shalat lima waktu.

Keenam, "heneng-hening-henung", atau dalam bahasa gamelannya "nang-ning-nong". "Nang" artinya harus senantiasa bisa tenang, "ning" harus bisa hidup senantiasa mengheningkan hati dan pikiran, dan "nung" yang artinya harus bisa merenungi tujuan hidup.

Ketujuh, "segara ombak pinana tunggal” yang melambangkan kehidupan manusia ini ibarat ombak yang bergelombang, bergelora tidak tentu, tetapi manusia akan selamat di dunia dan akhirat asalkan mau berpasrah diri kepada Allah.

"Sayangnya tadi baru sempat disampaikan sampai poin kelima. Ajaran keenam dan ketujuh, belum disampaikan," ujar Edi.

Setelah mendengarkan ajaran Sunan Drajat, Edi mengatakan, SBY hanya memuji bahwa ajaran itu sangat bagus.

Kunjungan SBY ke makam Sunan Drajat adalah yang pertama kalinya dilakukan oleh Presiden keenam RI itu. Sebelumnya, presiden yang kerap berkunjung ke makam Sunan Drajat, yakni BJ Habibie dan Abdurrahman Wahid.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Presiden Jokowi Ucapkan Selamat saat Bertemu Prabowo Semalam

Presiden Jokowi Ucapkan Selamat saat Bertemu Prabowo Semalam

Nasional
Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Nasional
CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

Nasional
Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Nasional
Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Nasional
Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Nasional
Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Nasional
Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Nasional
Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Nasional
Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Nasional
PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

Nasional
Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Nasional
Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Nasional
TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P 'Happy' di Zaman SBY...

TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P "Happy" di Zaman SBY...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com