JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan, Pemerintah Indonesia siap membantu upaya pencarian pesawat Malaysia Airlines MH370 yang hilang kontak pada Sabtu (8/3/2014). Presiden berharap kerja sama lintas negara ini bisa menjadi momentum perdamaian di kawasan Laut China Selatan.
"Semoga momentum ini bisa digunakan untuk mengedepankan persamaan, perdamaian, dan kerja sama di kawasan China Selatan untuk misi kemanusiaan," ujar Presiden SBY seperti dikutip dari situs setkab.go.id.
Permasalahan Laut China Selatan masih belum mendapat titik temu. Negara-negara Asia saling mengklaim kawasan sengketa tersebut, yakni Malaysia, Vietnam, dan Taiwan. Kawasan Laut China Selatan diyakini memiliki cadangan minyak dan gas yang melimpah.
Dalam kasus hilangnya pesawat Malaysia Airlines ini, sejumlah negara bahu-membahu melakukan pencarian pesawat di Laut China Selatan, lokasi terakhir terdeteksinya pesawat tersebut. Pemerintah China mengerahkan dua kapal perang Angkatan Laut-nya beserta kapal patroli untuk melakukan pencarian. Hal serupa juga dilakukan oleh Singapura dan Vietnam.
Militer Malaysia sudah menyampaikan permintaan bantuan kepada militer Indonesia untuk membantu pencarian. Panglima TNI Jenderal Moeldoko langsung mengirim tim khusus untuk masalah itu. TNI AL memberangkatkan lima kapal perang RRI dan satu pesawat intai maritim untuk melakukan pencarian.
"Saya terus mengikuti laporan menlu tentang hilangnya 7 WNI di Pesawat MAS 777-200 ke Beijing. Indonesia siap kerja sama dalam misi pencarian," ujar Presiden dalam akun Twitter, @SBYudhoyono, Senin pagi.
Pesawat Malaysia Airlines nomor penerbangan MH370 bertolak dari Kuala Lumpur pada Sabtu pukul 00.41 dan akhirnya hilang kontak pada pukul 02.40. Sejatinya, pesawat mendarat di Beijing pukul 06.30 waktu setempat, Sabtu (8/3/2014).
Data termutakhir menunjukkan bahwa pesawat jenis Boeing 777-200 itu membawa 239 penumpang. Dari jumlah tersebut, 153 penumpang adalah warga negara China. Ada pula 38 penumpang warga negara Malaysia dan 7 warga negara Indonesia.
Upaya pencarian terus dilakukan dengan bantuan lintas negara mulai dari Vietnam, Indonesia, dan China. Hingga kini, belum diketahui penyebab hilangnya kontak pesawat Malaysia Airlines itu. Maskapai penerbangan masih menelusuri sejumlah nama penumpang yang ternyata diketahui membawa paspor palsu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.