Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa material di antara batu-batu kolom andesit ini adalah adonan semen buatan manusia.
Jadi, teknologi masa itu kelihatannya sudah mengenal metalurgi. Satu teknik yang umum untuk mendapatkan konsentrasi tinggi besi adalah dengan melakukan proses pembakaran dari hancuran bebatuan dengan suhu sangat tinggi. Mirip dengan pembuatan bata merah, yaitu membakar lempung kaolinit dan illit untuk menghasilkan konsentrasi besi tinggi pada bata tersebut, jelas Andang.
Indikasi adanya teknologi metalurgi purba ini lebih diperkuat lagi dengan temuan segumpal material seperti logam sebesar 10 sentimeter oleh tim Ali Akbar pada kedalaman 1 meter di lereng timur Gunung Padang. Material logam berkarat ini mempunyai permukaan kasar berongga-rongga kecil dipermukaannya.
Diduga, material ini adalah adonan logam sisa pembakaran (“slug”) yang masih bercampur dengan material karbon yang menjadi bahan pembakarnya, bisa dari kayu, batu bara atau lainnya. Rongga-rongga tersebut kemungkinan terjadi akibat pelepasan gas CO2 ketika pembakaran. Tim akan melakukan analisa lab lebih lanjut untuk meneliti hal ini lebih jauh.
Hasil analisis radiometrik dari kandungan unsur karbonnya pada beberapa sampel semen di bor inti dari kedalaman 5-15 meter yang dilakukan pada tahun 2012 di Laboratorium bergengsi BETALAB, Miami, USA, pada pertengahan tahun 2012 menunjukan umur dengan kisaran 13.000 sampai 23.000 tahun lalu.
Sebelumnya, hasil carbon dating yang dilakukan di laboratorium BATAN dari pasir dominan kuarsa yang mengisi rongga di antara kolom-kolom andesit di kedalaman 8-10 meter di bawah Teras lima juga menunjukkan kisaran umur yang sama, yaitu sekitar 13.000 tahun lalu.
Dari data pengeboran yang dilakukan oleh DR Andang Bachtiar dan juga analisis mikroskopik batuan dari sampel inti bor yang dilakukan oleh DR Andri Subandrio, ahli geologi batuan gunung api dari Lab Petrologi ITB dapat dipastikan bahwa tubuh batuan dengan resistivitas tinggi ini adalah batuan lava andesit, sama seperti tipe batu kolom dari situs Gunung Padang.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.