Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wacana Prabowo-Risma, PDI-P Minta Gerindra Tak Ikut Campur

Kompas.com - 18/02/2014, 17:19 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Arif Wibowo, meminta agar Partai Gerindra tidak ikut campur dalam urusan partainya. Hal ini menyusul wacana yang berkembang soal duet Prabowo-Risma untuk maju dalam pemilihan Presiden 2014. Arif menduga isu mundurnya Risma ditunggangi oleh pihak lain yang mencari untung.

"Kami ingatkan untuk tidak campuri urusan PDI-P. Ini biasa dalam politik," ujar Arif di Kompleks Parlemen, Selasa (18/2/2014).

Arif menyatakan PDI-P akan terus menjaga Risma tetap bertahapan pada jabatannya hingga akhir masa jabatan. Arif menjelaskan Risma masih dibutuhkan masyarakat Surabaya. Oleh karena itu, Risma diminta fokus bekerja daripada mengurusi polemik politik yang ada.

"Kami jaga agar dia tetap menjalankan tugas dan kewajiban dengan benar," ucap Arif.

Wakil Sekretaris Jenderal PDI-P, Ahmad Basarah menuturkan partainya sudah jauh hari mendeteksi adanya skenario partai lain yang berusaha mengacaukan kondisi internal PDI-P. Setelah itu, partai-partai lain ini kemudian merekrut para kepala daerah berprestasi dari PDI-P.

"Ada skenario partai politik tertentu mendorong konflik di PDI-P. Ketika berkonflik dan salah satu pihak dirugikan, maka akan diambil parpol tertentu. Kami sudah identifikasi hal ini," ujar Basarah.

Anggota Komisi III DPR itu menjelaskan partainya percaya semua kader PDI-P menjaga konsistensi dan loyalitas dalam menjalankan tugasnya dari partai. Basarah menuturkan partainya akan menjaga para kadernya itu agar tidak terganggu kerjanya di tingkat eksekutif.

Nama Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini diwacanakan oleh DPD Partai Gerindra Jawa Timur sebagai calon Wakil Presiden pendampingi Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Nama Risma diyakini akan mampu dibawa ke tingkat nasional menyaingi Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo. Pasangan Prabowo-Risma dianggap akan menjadi pasangan ideal yang memiliki kekuatan tersendiri dalam memimpin negara, mengingat latar belakang keduanya yang berbeda. Prabowo dari kalangan militer dan politisi, sementara Risma murni dari birokrat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Nasional
5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Nasional
Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin 'Gemoy'

PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin "Gemoy"

Nasional
Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

Nasional
Sinyal 'CLBK' PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Sinyal "CLBK" PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Nasional
Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com