Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebih Halus dari Terigu, Abu Vulkanik Mampu Rontokkan Pesawat..

Kompas.com - 15/02/2014, 07:25 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis


KOMPAS.com
- Setiap kali ada bencana gunung meletus, pada hari-hari ini salah satu yang dapat dipastikan terdampak adalah layanan penerbangan. Pertanyaannya, penghentian penerbangan di area terdampak ini karena persoalan jarak pandang yang tertutup atau ada penyebab lain? Barangkali dua cerita berikut dapat menggambarkan "kekuatan" dari si kecil abu vulkanik dan dampaknya bagi penerbangan.

Pada 24 Juni 1982, pesawat British Airways terbang melintas di dekat Jakarta. Beberapa bulan sebelumnya, tepatnya pada 5 April 1982, Gunung Galunggung di Tasikmalaya, Jawa Barat, meletus, menyemburkan abu vulkanik yang menggelapkan Kota Tasikmalaya, Bandung, Bogor, hingga Jakarta.

Malam itu, 24 Juni 1982, kabut tipis saja masih tertinggal di atas langit Jakarta saat pesawat British Airways tersebut melintas. Pesawat Boeing 747-236B ini dalam perjalanan dari London menuju Auckland, Selandia Baru, dengan beberapa lokasi transit ketika keempat mesinnya tiba-tiba mati. Pesawat dengan 225 penumpang ini mendarat darurat di Bandara Halim Perdana Kusuma, menginap dua hari, dengan semua kru dan penumpang selamat. 

Lalu, pada 15 Desember 1989, pesawat penumpang Boeing 747-400 dengan nomor penerbangan KLM 867 rute Amsterdam-Tokyo jatuh. Tragedi ini terjadi sehari setelah meletusnya Gunung Rodoubt di Alaska, dengan kabut debu vulkanik ada di udara kawasan tersebut.

Penyelidikan insiden British Airways

Dalam penyelidikan atas insiden pesawat British Airways di dekat Jakarta, terungkap adanya kilatan api di depan kaca kokpit. Fenomena itu disaksikan oleh Senior First Officer Roger Greaves dan Senior Engineer Officer Barry Townley-Freeman.

Fenomena tersebut mulai terlihat ketika kapten pilot, Eric Moody, sedang ke toilet. Namun, bahkan saat Moody kembali ke kokpit, kilatan cahaya itu masih ada. Pada saat bersamaan, asap pekat berbau belerang pun sempat menyelimuti kabin dan kokpit, sempat dikira asap rokok salah satu penumpang. Insiden ini terjadi pada era belum berlakunya larangan merokok di dalam kabin pesawat.

Adapun penumpang yang duduk di sisi jendela melaporkan penutup keempat mesin pesawat tiba-tiba bercahaya terang, dengan kilatan cahaya memancar dari putaran cepat bilah mesin jet pesawat itu.

Reaksi cepat dari kapten pilot dan co-pilot adalah mengaktifkan sistem pemadam kebakaran, menghentikan aliran bahan bakar ke mesin. Akibatnya, mesin seolah mengeluarkan bunyi ledakan dan mendadak mati total.

Pada ketinggian 37.000 kaki, setara 11.278 meter, di atas permukaan laut, pesawat melayang bebas tanpa daya dorong mesin. Setiap jarak 15 kilometer terlewati, ketinggian pesawat berkurang satu kilometer.

Kapten pilot pun memutuskan mengaktifkan frekuensi radio darurat. Penerbangan 169 kilometer ditempuh dalam waktu 23 menit, dengan mesin dapat dinyalakan pada saat-saat terakhri. Pesawat selamat mendarat di Bandara Halim Perdana Kusuma.

Dari penyelidikan insiden ini, radar penerbangan tak mampu melacak ada ancaman serius untuk penerbangan di jalur yang dilintasi pesawat itu. Hasil penyelidikan menyeluruh mendapatkan fakta, abu vulkanik yang bersifat kering tak terdeteksi radar yang dirancang membaca partikel basah dari awan dengan kandungan uap air.

Pilot dan kru City of Edinburgh pun tak bisa membedakan asap yang muncul di kabinnya, karena bau belerang tak banyak beda dengan sisa pembakaran lain. Apalagi sesaat sebelum fenomena asap itu, terlihat kilatan api baik di depan kokpit maupun dari mesin.

Penyelidikan insiden di Alaska

Investigasi atas kecelakaan di Alaska antara lain menemukan rekaman percakapan antara menara kontrol Anchorage dan pilot pesawat. Percakapan terjadi ketika pesawat berada di ketinggian 25.000 kaki atau setara 7.620 meter di atas permukaan laut di atas Alaska.

Pilot: "KLM 867 heavy is reaching level 250 heading 140"
Anchorage Center: "Okay, Do you have good sight on the ash plume at this time?"
Pilot: "Yea, it’s just cloudy it could be ashes. It’s just a little browner than the normal cloud."
Pilot: "We have to go left now... it's smoky in the cockpit at the moment, sir."
Anchorage Center: "KLM 867 heavy, roger, left at your discretion."
Pilot: "Climbing to level 390, we’re in a black cloud, heading 130."
Pilot: "KLM 867 we have flame out all engines and we are descending now!"
Anchorage Center: "KLM 867 heavy, Anchorage?"
Pilot: "KLM 867 heavy, we are descending now... we are in a fall!"
Pilot: "KLM 867, we need all the assistance you have, sir. Give us radar vectors please!"

Begitu percakapan antara kokpit dan menara kontrol itu rampung, empat mesin pesawat mati. Sistem kelistrikan pesawat gagal bekerja. Pesawat itu baru berumur enam bulan, saat melintasi kabut abu vulkanik. Hasil investigasi mendapatkan mesin pesawat telah terlapisi partikel debu yang sangat halus dari abu vulkanik.

Lapisan abu yang sama telah mengacaukan sensor temperatur. Ini penyebab keempat mesin mengaktifkan mekanisme otomatis "mematikan diri".

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Nasional
Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Nasional
Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Nasional
Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Nasional
PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

Nasional
Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Nasional
Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Nasional
Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Nasional
PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

Nasional
Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Nasional
Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Nasional
Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Nasional
KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

Nasional
Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com