Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPR Makin Sepi, Tugas Menumpuk

Kompas.com - 12/02/2014, 08:23 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Sekitar delapan bulan sebelum mengakhiri tugasnya pada 1 Oktober 2014, Dewan Perwakilan Rakyat masih memiliki banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Namun, belakangan ini, sebagian besar wakil rakyat justru semakin sulit ditemui di Kompleks Parlemen karena sibuk mempersiapkan pemilu.

Di bidang legislasi, pada tahun ini baru satu rancangan undang-undang (RUU) yang disahkan menjadi UU, yaitu RUU tentang Perdagangan yang disahkan dalam rapat paripurna, Selasa (11/2), di Jakarta. Padahal, ada 66 RUU Prioritas yang ditargetkan untuk diselesaikan tahun ini.

Sejumlah RUU yang mendesak diselesaikan pembahasannya, antara lain, RUU Pemilihan Kepala Daerah, RUU Pemerintahan Daerah, RUU KUHP, RUU KUHAP, dan RUU Kejaksaan.

RUU tentang Perubahan UU Nomor 27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (MD3) juga baru memasuki pembahasan tingkat pertama. Kemarin, Panitia Khusus (Pansus) RUU MD3 baru dibentuk.

Komisi III DPR juga belum memilih seorang anggota panel ahli yang akan menyeleksi calon hakim konstitusi. Padahal, panel ahli amat mendesak dibentuk karena ada dua hakim konstitusi yang harus segera dipilih untuk menggantikan Akil Mochtar yang ditahan KPK dan Harjono yang pensiun pada Maret mendatang.

Wakil Ketua Komisi III DPR Aziz Syamsuddin belum dapat memastikan kapan anggota panel ahli itu dipilih. Padahal, DPR sudah reses pada 6 Maret. Sementara itu, Mahkamah Konstitusi amat berkepentingan hakimnya lengkap sembilan orang demi lancarnya persidangan sengketa Pemilu 2014.

Kosong

Meski masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan, makin banyak anggota DPR yang membolos. Rapat-rapat di DPR sering molor dari jadwal, bahkan batal karena tidak kuorum.

Rapat paripurna DPR ke-18, kemarin, misalnya, baru dibuka pukul 11.02, molor satu jam dari jadwal yang ditetapkan pukul 10.00. Saat rapat dibuka, baru 293 dari 560 anggota DPR yang menandatangani daftar hadir. Namun, di ruang rapat, hanya 203 anggota yang duduk di kursi.

Wakil Ketua DPR Pramono Anung Wibowo mengakui, jika menjelang pemilu semakin banyak anggota yang absen. ”Mendekati pemilu ini, tak bisa dimungkiri banyak anggota yang tak hadir dalam rapat. Tadi saja waktu pengambilan keputusan hanya 311 anggota,” katanya.

Memperketat sanksi, menurut Pramono, jadi satu-satunya cara meningkatkan kinerja anggota DPR. Kewenangan Badan Kehormatan DPR perlu diperkuat.

Ronald Rofiandri dari Pusat Studi Hukum dan Kebijakan memperkirakan, banyak pekerjaan, terutama di bidang legislasi, yang tak dapat diselesaikan DPR periode ini. (NTA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Prabowo Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nasional
Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Nasional
Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Nasional
Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Nasional
CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

Nasional
PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Nasional
Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Nasional
Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Nasional
Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam atas Inisiatif Prabowo

Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam atas Inisiatif Prabowo

Nasional
Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Nasional
Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Nasional
CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

Nasional
Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com