Banyaknya nama yang diusung PPP ini menimbulkan pertanyaan atas motif PPP sebenarnya. Benarkah PPP hanya sekadar mencatut nama untuk menaikkan elektabilitas?
"Akan menjadi salah besar, kalau PPP hanya melihat kader internalnya dan menutup mata dengan kandidat lain yang diinginkan masyarakat. Kami hanya berusaha menangkap aspirasi ini," tepis Wakil Ketua Umum PPP Lukman Hakim Syaifuddin, di Bandung, Jawa Barat, Minggu (9/2/2014). Dia mengatakan partainya hanya berusaha menangkap potret keinginan yang ada di masyarakat.
Lukman membantah partainya hanya mencatut nama-nama tokoh untuk mendongkrak elektabilitas PPP. Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat itu mengaku PPP sudah membentuk tim khusus yang bertugas menjalin komunikasi dengan enam bakal capres dari kalangan eksternal.
Beberapa tokoh, kata Lukman, sudah menyatakan kesediaannya. Namun, dia enggan menyebutkan siapa saja tokoh yang bersedia maju sebagai bakal calon presiden PPP itu. "Itu ada timnya sendiri. Lebih baik tanya langsung ke yang bersangkutan," ujarnya.
PPP, lanjut Lukman, juga tidak akan terpaku pada persetujuan dari tokoh-tokoh itu. Dia mencontohkan Joko Widodo yang masuk dalam daftar bakal capres PPP, yang merupakan kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
"Walaupun dia PDI-P, tapi ini realitas masyarakat bahwa beliau yang disuarakan. Maka, peserta mukernas wajib menangkap itu dan mengikuti rekam jejak yang bersangkutan sampai pada Rapimnas mendatang," kata Lukman.
Ketua Umum PPP Suryadharma Ali menjelaskan nama-nama yang berasal dari partai lain bisa saja menjadi pembuka pintu PPP untuk berkoalisi. PPP, sebut Suryadharma, bisa saja berkoalisi dengan PDI-P.
"Peluangnya sangat terbuka berkoalisi dengan PDI-P," tutur Suryadharma. Dia juga mengungkapkan partai-partai Islam juga bisa saja kembali bersatu. Namun, peta koalisi baru akan terbaca setelah pelaksanaan pemilihan legislatif (pileg).
Seperti diberitakan, Mukernas II PPP yang diselenggarakan pada 7-8 Februari 2014 memutuskan batal melakukan deklarasi bakal capres PPP yang semula direncanakan digelar pada Minggu siang.
Mukernas hanya sepakat mengajukan tujuh nama bakal capres dari kalangan internal dan eksternal. Ketujuh calon itu adalah Ketua Umum PPP Suryadharma Ali, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, Bupati Kutai Timur Isran Noor, Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu Jimly Asshiddiqie, dan politisi Partai Kebangkitan Bangsa Khofifah Indar Parawansa.
Keputusan menetapkan capres tunggal yang diusung PPP baru akan dilakukan dalam forum rapat pimpinan nasional (rapimnas), setelah hasil pemilu legislatif didapatkan. Selain itu, dalam rentang waktu selama pileg ini, PPP juga akan meminta konfirmasi kesediaan dari ketujuh nama yang digadang menjadi bakal capres PPP tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.