Sebelumnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Tjahjo Kumolo mengungkapkan skenario capres yang akan diusung partainya, di antaranya, mengusung Mega-Jokowi sebagai pasangan capres dan cawapres jika lolos presidential threshold. (Baca: Skenario Pilpres PDI-P: Mega-Jokowi atau Jokowi Capres)
Menurut Hamdi, menempatkan Megawati sebagai capres bisa menurunkan elektabilitas Jokowi yang selama ini melambung sebagai kandidat capres.
"Tentunya PDI-P tidak berani mencalonkan Jokowi jadi capres, sementara Megawati hanya jadi cawapres. Secara realitas, tidak mungkin itu," katanya.
Skenario lain dari PDI-P, jika tak bisa memenuhi presidential threshold, maka mereka akan mengusung Jokowi sebagai capres dan berpasangan dengan cawapres dari partai lain. Opsi ini, dinilai Hamdi, sangat tepat. Menurutnya, jika Jokowi capres, maka tak masalah siapa pun cawapresnya.
"Tapi harus diperhatikan betul-betul juga oleh PDI-P, siapa tokoh yang dipasangkan dengan Jokowi ini," katanya.
Sejauh ini, berdasarkan hasil-hasil survei yang ada, menurut Hamdi, pasangan yang paling cocok untuk Jokowi adalah Jusuf Kalla (JK). Ia menilai, JK sudah memiliki pengalaman dalam memimpin Indonesia. Ia mengatakan, selain menjadi pasangan, JK juga bisa menjadi mentor untuk Jokowi.
"Tapi masalahnya, JK sudah pernah jadi wapres. Mau tidak jadi wapres lagi? Itu permasalahannya, harus dipikirkan baik-baik oleh PDI-P," ujar Hamdi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.