Tentu saja, Syarief mengakui, ada berbagai hal yang masih bisa ditingkatkan. Demokrat melihat hal itu sebagai pekerjaan rumah Indonesia di masa depan. ”Membangun bangsa tidak bisa secepat itu. Ada proses dan butuh waktu,” ujarnya.
Ia menilai, saat ini yang diperlukan Indonesia adalah menjaga kesinambungan jalannya pembangunan. Hal itu dapat lebih terjamin jika Demokrat tetap bisa memberikan kontribusi besar di pemerintahan.
”Kami berjanji kepada masyarakat, program-program kerakyatan akan terus dilanjutkan. KUR, misalnya, akan diperluas. BOS juga diperbaiki supaya lebih terjangkau,” ujar Syarief.
Karena itu, dengan pengalaman sebagai partai penguasa selama dua periode, Demokrat tak lagi menawarkan figur, tetapi program. Demokrat memosisikan diri sebagai partai dengan keunggulan memiliki pengalaman tidak sedikit mengelola pemerintahan. ”Kami menawarkan kesinambungan. Kami merasakan program yang digagas dan dijalankan SBY sangat berpengaruh positif, diminati, dan diharapkan rakyat,” ujarnya.
Korupsi
Demokrat juga tidak abai terhadap agenda pemberantasan korupsi. Demokrat sangat tegas dan konsisten mendukung pemberantasan korupsi, terbukti dengan tidak pernah melindungi kader yang korupsi. SBY sebagai presiden juga tak berupaya menghalang-halangi pemberantasan korupsi.
Soal persepsi Demokrat sebagai partai paling korup, Syarief mengakui ada upaya yang dimunculkan segelintir media untuk hal itu. Padahal, menurut dia, data dari kepolisian menunjukkan, sampai saat ini Demokrat menduduki urutan ketiga. Data dari Komisi Pemberantasan Korupsi memberikan gambaran serupa. ”Sampai kini Demokrat tetap dan tidak pernah goyah bahwa korupsi harus diberantas. Korupsi adalah musuh besar negara,” ungkap Syarief. (A Tomy Trinugroho/Stefanus Osa) Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.