Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Elektabilitas Jokowi Turun, tetapi Tetap Terpopuler

Kompas.com - 17/01/2014, 17:28 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Tingkat elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang digadang-gadang sebagai calon presiden pada Pemilu 2014 menurun. Meski begitu, Jokowi tetap memimpin klasemen capres terpopuler di kalangan masyarakat.

Hal itu terlihat dari hasil survei yang dilakukan Pusat Data Bersatu (PDB). PDB melaksanakan empat kali survei untuk melihat elektabilitas capres. Survei tersebut dilaksanakan pada September 2013, Oktober 2013, November 2013, dan Januari 2014.

Dalam kurun waktu tersebut, elektabilitas Jokowi berfluktuasi. Pada September, elektabilitasnya sebesar 36 persen, Oktober 37,6 persen, November 33,5 persen, dan Januari 28 persen. Sementara itu, posisi kedua ditempati oleh Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, dengan tingkat elektabilitas 10,7 persen pada Januari 2014.

Berbeda dari Jokowi, elektabilitas Prabowo justru mengalami peningkatan, dari 6,6 persen pada September, 6,4 persen pada Oktober, dan 7,7 persen pada November 2013. "Jokowi dan Prabowo memimpin klasemen elektabilitas. Elektabilitas (capres) lainnya tertinggal, stagnan atau bahkan merosot," kata Peneliti PDB, Agus Herta, saat acara bertajuk "Catatan Politik 2014, Survei Popularitas dan Elektabilitas Capres" di Jakarta, Jumat (17/1/2014).

Posisi ketiga capres terpopuler versi PDB diduduki oleh Jusuf Kalla. Pada Januari 2014, tingkat elektabilitas mantan wakil presiden itu hanya mencapai 4,2 persen. Tingkat elektabilitas tersebut mengalami penurunan dibandingkan sebelumnya, yaitu pada September sebesar 4,6 persen, Oktober 6,6 persen, dan November 5,7 persen.

Sementara itu, fluktuasi elektabilitas serupa juga dialami konglomerat media Dahlan Iskan. Pada survei PDB September lalu, elektabilitas Menteri BUMN itu sebesar 5 persen. Kemudian, pada Oktober sebesar 5,4 persen dan turun kembali pada November sebesar 4,6 persen. Pada survei terakhir, elektabilitas Dahlan kembali mengalami penurunan menjadi 3,7 persen.

Untuk diketahui, survei PDB ini dilakukan dengan metode Telepolling Longitudinal (wawancara telepon) pada 4-8 Januari 2014. Survei ini dilakukan terhadap 1.200 responden di 11 kota, yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Medan, Palembang, Denpasar, Balikpapan, Makassar, dan Jayapura. Margin of error dalam survei ini ± 2,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Nasional
5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Nasional
Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin 'Gemoy'

PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin "Gemoy"

Nasional
Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

Nasional
Sinyal 'CLBK' PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Sinyal "CLBK" PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Nasional
Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com