Tentang keberhasilan ini, Megawati mengatakan, ”Saya hanya memberi jalan, mengajarkan, memberi ruang, tetapi hasilnya ada pada kalian (mereka).”
Calon presiden
Hasil survei terakhir Litbang Kompas pada Desember 2013 menunjukkan, popularitas PDI-P untuk dipilih sebesar 21,8 persen. PDI-P memuncaki survei tersebut. Megawati pun makin kencang menyerukan agar pemilihan umum berjalan dengan jujur dan adil.
Berulang-ulang Megawati mengisahkan kemelut Pilkada Bali di depan umum. Mahkamah Konstitusi, yang lahir pada eranya, seolah ”membokong” dirinya dengan putusan MK yang memperbolehkan pencoblosan perwakilan (noken). Fokus Megawati bukan soal menang atau kalah di Pilkada Bali, melainkan dia khawatir pola serupa terjadi di Pemilu Legislatif dan Presiden 2014.
”Sampai hari ini, saya masih berjuang,” kata Megawati.
Pada Jumat (10/1), dalam upacara bendera di Kantor DPP PDI-P untuk memperingati hari jadi ke-41 PDI-P, dibacakan Perintah Harian Ketua Umum DPP PDI-P. Ada empat butir perintah harian, yang salah satunya mengingatkan semua elemen partai mengawal proses pemilu legislatif dan presiden.
Dalam perintah harian itu, juga dikemukakan agar para kader partai ini bergotong royong dalam berkonsolidasi menghadapi pemilihan umum mendatang.
Megawati juga menjelaskan, kongres dalam struktur organisasi merupakan institusi tertinggi partai. Dalam kongres, menurut Megawati, kader datang bukan sekadar peserta, melainkan utusan yang mendapatkan mandat dari struktur PDI-P di tingkat bawah.
Menurut Megawati, Kongres III PDI-P dan Rapat Kerja Nasional PDI-P di Ancol, Jakarta, telah memberikan hak prerogatif kepada ketua umum partai ini untuk menentukan calon presidennya.
Suka atau tidak, keputusan ada di tangan Megawati Soekarnoputri seorang.
Ketika orang mengatakan tahun 2014 adalah ”tahun politik”, Megawati membahasakannya sebagai ”tahun penentuan”. Kita pun menantikan siapa yang ditentukan oleh Megawati menjadi capres. (HARYO DAMARDONO/C WAHYU HARYO)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.