Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Tak Berubah, Effendi Ghazali Ingin Keluar dari Komite Konvensi

Kompas.com - 13/01/2014, 14:29 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
— Anggota Komite Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat Effendi Ghazali mengeluarkan sinyal akan hengkang dari komite. Hal itu dilontarkan Effendi setelah menilai pelaksanaan konvensi semakin tidak jelas.

Effendi menjelaskan, dirinya diberi tugas oleh pimpinan komite untuk menganalisis ketidakadilan akses media. Pada saat yang sama, ia juga direkomendasikan untuk bertemu dengan dua tokoh yang dianggap komite mengetahui persis mengenai permasalahan itu.

"Setelah tugas rampung, saya laporkan, sampai sekarang saya menunggu tidak ada kelanjutannya," kata Effendi saat dihubungi, Senin (13/1/2014).

Selain itu, pengamat komunikasi politik Universitas Indonesia (UI) itu juga mengaku kaget mendengar Hamdi Muluk mengundurkan diri sebagai anggota tim audit survei Konvensi Demokrat. Ia akan segera mengumpulkan informasi penyebab mundurnya Hamdi dari tim audit.

"Saya rasa kami peneliti dan akademisi semula hanya ingin melihat pendidikan politik lewat konvensi. Tapi kalau gaya partainya memberi perlakuan seperti itu, ya terlalu," ujarnya.

Menurut Effendi, sangat keterlaluan jika komite tak kunjung memberi kejelasan akan status Hamdi di dalam tim audit. Kejelasan itu, kata Effendi, dapat tecermin dengan dikeluarkannya surat keputusan pengangkatan tim audit survei oleh Komite Konvensi.

Ia juga menyampaikan akan segera mengambil sikap mengenai posisinya sebagai anggota komite pada akhir bulan ini. Jika tak ada perbaikan, Effendi mengaku tak ingin lagi terlibat lebih jauh dalam Konvensi Demokrat. Apalagi, ia merasa mempunyai beban moral sebagai pihak yang mengajak Hamdi terlibat dalam konvensi.

"Jika benar tidak ada SK Pengangkatan Tim Audit Survei, itu benar-benar keterlaluan dan relatif menghina. Kalau tidak ada kelanjutan dari tugas yang diberikan, tidak ada gunanya saya mencoba melakukan pendidikan politik di acara seperti itu. Saya tetap menjaga independensi, dan sampai saat ini saya tidak pernah menerima pemberian apa pun, termasuk uang dan fasilitas dari konvensi," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, Hamdi, pakar psikologi dari Universitas Indonesia (UI), mengundurkan diri dari anggota Komite Audit Survei Konvensi Demokrat. Hamdi mundur karena menganggap komite tak serius dalam menjalankan dan menggarap konvensi tersebut. Akhirnya, ia tak dapat bekerja optimal, sementara waktunya tersita oleh agenda rapat konvensi.

Komite audit dibentuk untuk menjaga kredibilitas hasil survei kandidat konvensi yang dilakukan tiga lembaga survei. Ada empat tugas pokok dan fungsi tim audit, yakni membuat panduan untuk tiga lembaga survei, memastikan survei yang dilakukan memenuhi kaidah ilmiah dan etika yang telah dirumuskan komite audit, mengontrol pelaksanaan survei, dan memastikan semuanya berjalan sesuai aturan.

Saat ini, setelah 11 kandidat bertemu dengan media. Selanjutnya, mereka akan berdebat sebelum akhirnya dilakukan survei. Pemenang konvensi akan diusung Partai Demokrat sebagai capres periode 2014-2019. Hanya saja, pengusungan itu tergantung perolehan suara Demokrat di pemilihan legislatif lantaran ada syarat ambang batas pengusungan capres-cawapres.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Nasional
Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau 'Ge-er'

Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau "Ge-er"

Nasional
Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Nasional
Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Nasional
JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

Nasional
Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Nasional
Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Nasional
Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Nasional
BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

Nasional
Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Nasional
Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Nasional
Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com