Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Identitas PKB Dinilai Semakin Tak Jelas

Kompas.com - 13/01/2014, 13:34 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dinilai tak lagi memiliki identitas yang jelas. Strategi politik yang praktis dengan mengangkat sejumlah politisi hingga pengusaha sebagai elite PKB membuat partai itu tak lagi mempunyai identitas kuat. Padahal, sebelumnya, PKB dikenal sebagai partai Islam yang memiliki basis kuat di kalangan masyarakat Nahdlatul Ulama.

"Dalam jangka panjang, PKB semakin ke tengah semakin memudar warna ideologinya," ujar pengamat politik Hanta Yudha di Jakarta, Senin (13/1/2014).

Hanta menjelaskan, PKB saat ini mengalami empat kendala. Pertama, pasca-Gus Dur, PKB tak lagi memiliki figur yang diusung sebagai simbol kejayaan. Strategi PKB dengan mengusung Mahfud MD, Rhoma Irama, dan Jusuf Kalla sebagai calon presiden dinilai Hanta tidak akan mampu menggantikan sosok Gus Dur yang begitu melekat dengan PKB.

"PKB kehilangan figur Gus Dur sebagai simbol kemewahan dan merupakan figur NU. Kini semuanya buyar," ucap Hanta.

Selain itu, persoalan dana logistik, kata Hanta, juga dialami PKB. Oleh karena itu, PKB kemudian merekrut Direktur Utama Lion Grup Rusdi Kirana menjadi Wakil Ketua Umum PKB. Belum selesai berkutat dengan masalah persoalan dana, PKB juga masih berkutat dengan masalah massa tradisional PKB, yakni NU yang terpecah.

"PKB kini sudah berbeda dengan dulu. Dulu basis intinya NU, tapi karena terdiaspora, jadi lebih luas. Selain itu, strategi memobilisasi massa, dengan fatwa ulama dan kiai pun yang selama ini menjadi ikon, tidak lagi kuat," kata Hanta.

Lebih lanjut, Hanta melihat pengerahan sejumlah tokoh seperti Rhoma Irama, Jusuf Kalla, Mahfud MD hingga masuknya Rusdi Kirana akan menimbulkan dinamika di internal partai itu.

Keberadaan para tokoh ini, ucap Hanta, berpotensi membuat konflik internal baru di PKB. Hanta menambahkan, selama ini PKB sarat dengan konflik internal. Pada masa kepemimpinan Gus Dur, terjadi konflik internal dengan Matori Abdul Djalil. Sepeninggalan Gus Dur, konflik internal meruncing antara Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dengan putri Gus Dur, Yenny Wahid.

"Faksi di dalam PKB ini menjadi tantangan tersendiri, dengan adanya perubahan, ada tokoh lain masuk ke partai sudah pasti akan menimbulkan faksi baru. Jika tidak ditangani dengan baik, elektabilitas PKB justru akan semakin menurun," ucap Hanta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Nasional
5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Nasional
Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin 'Gemoy'

PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin "Gemoy"

Nasional
Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

Nasional
Sinyal 'CLBK' PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Sinyal "CLBK" PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Nasional
Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Nasional
Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Nasional
Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com