Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/01/2014, 18:03 WIB

Dari sisi loyalitas, para pendukung kedua sosok tersebut sebenarnya relatif sama rentan. Dibandingkan dengan survei sebelumnya, sekitar separuh bagian para pendukung kedua tokoh itu mengalihkan dukungan kepada sosok idaman lain. Sementara separuh lainnya memilih bertahan.

Di sisi lain, mereka juga menerima limpahan dukungan pemilih baru yang pada survei sebelumnya memilih sosok di luar mereka berdua. Perbedaan di antara keduanya, dalam survei ini, tambahan dukungan pemilih kepada Prabowo tidak sebesar dukungan yang hilang. Namun, sebaliknya bagi Aburizal, kehilangan dukungan masih terbalas oleh tambahan dukungan baru.

Wiranto melesat

Peningkatan signifikan justru terjadi pada Wiranto. Jika dua hasil survei sebelumnya masih menempatkan Wiranto pada posisi bawah perolehan dukungan, kali ini meningkat. Dengan keterpilihan mencapai 6,3 persen, Wiranto bersaing dengan Megawati Soekarnoputri dan meninggalkan Jusuf Kalla.

Namun, jika dilihat dari aspek loyalitas, basis dukungan Wiranto juga tergolong rentan. Lebih dari separuh bagian pendukungnya semula berganti dengan para pendukung baru. Positifnya, saat ini, tambahan pendukung masih lebih besar dari dukungan yang hilang.

Bagi Jusuf Kalla, perubahan dukungan juga teralami. Pada ketiga hasil survei penurunan terus berlangsung. Terakhir, tinggal 3,1 persen pendukungnya. Di satu sisi, sebagian pendukungnya tersedot sosok Jokowi. Begitu pun daya pikat Prabowo, Aburizal, dan Wiranto mampu pula memengaruhi pendukung Jusuf Kalla untuk beralih pilihan. Sebaliknya, tambahan dukungan diperoleh Jusuf Kalla dari para pemilih Aburizal sekalipun dalam proporsi yang kalah besar ketimbang kehilangannya.

Berbagai perubahan dukungan yang terungkap dari survei ini hanya berlangsung pada calon presiden yang sudah dikenal publik. Tepatnya, perubahan lebih terfokus pada sosok-sosok yang sejauh ini memperoleh proporsi dukungan signifikan. Sementara sosok calon presiden yang selama ini meraih dukungan rendah relatif statis.

Sosok Mahfud MD, Hatta Rajasa, hingga Yusril Ihza Mahendra sejauh ini belum menunjukkan geliat peningkatan atau penurunan dukungan. Begitu pun Hidayat Nur Wahid masih tidak beranjak dari posisi perolehan survei sebelumnya.

Sementara itu, kesebelas sosok calon presiden peserta Konvensi Demokrat masih rendah tingkat keterpilihannya. Keterkenalan sosok di mata pemilih masih menjadi kendala. Hanya Dahlan Iskan, Anies Baswedan, dan Pramono Edhie yang cukup dikenal publik. Namun, tingkat keterpilihannya belum menunjukkan peningkatan signifikan.

Namun, dinamika politik masih akan terjadi sesuai dengan perjalanan waktu. Hasil pemilu legislatif akan sangat menentukan kontestasi pemilu presiden. (Bestian Nainggolan/Litbang Kompas)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com