Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dahlan Iskan Mengaku Dilema soal Kenaikan Harga Elpiji

Kompas.com - 06/01/2014, 20:25 WIB
Rahmat Fiansyah

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan mengatakan, dirinya mengalami dilema terkait kenaikan harga elpiji nonsubsidi 12 kilogram. Di satu sisi, masyarakat menginginkan agar Pertamina menjadi perusahaan kelas dunia yang menjadi kebanggaan bangsa. Di sisi lain, Pertamina harus menghadapi kesulitan-kesulitan yang berdampak pada masyarakat.

"Saya berada dalam dilema luar biasa, saya kepengin juga Pertamina maju," kata Dahlan saat menjadi pembicara sebagai peserta Konvensi Capres Partai Demokrat di Kantor Sekretariat Konvensi, Jakarta, Senin (6/1/2014).

Dahlan juga memuji Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan, yang berusaha menjadikan Pertamina sebagai perusahaan kelas dunia. Namun, katanya, persoalan harga gas juga menjadi masalah yang dihadapi Pertamina karena selama empat tahun terakhir tidak dinaikkan. Ia pun mengaku kesulitan mencari waktu yang tepat untuk menaikkan harga gas.

"Seandainya dinaikkan sedikit demi sedikit tidak seperti ini. Jadi masyarakat kaget," ucapnya.

Bos Grup Jawa Pos itu pun memaparkan visinya di bidang energi jika terpilih menjadi presiden. Ia mengatakan, masa depan energi Indonesia terletak pada gas, bukan minyak. Sayangnya, kata Dahlan, infrastruktur gas di Indonesia belum mumpuni.

"Jadi, jangan heran kita menghadapi persoalan gas elpiji seperti sekarang ini," imbuhnya.

Ia pun berencana memperkuat infrastruktur gas dengan membangun pipa trans-Indonesia, terutama trans Jawa-Sumatera. Jaringan pipa yang dibangun ini, katanya, akan mengalirkan gas secara langsung menuju rumah-rumah dan industri. Dahlan mengatakan, rencana itu bisa tercapai jika ia terpilih menjadi presiden.

Terkait kenaikan harga elpiji, Dahlan mengatakan, hal itu tidak akan berdampak terhadap elektabilitasnya sebagai calon presiden. Seperti diketahui, elektabilitas Dahlan Iskan sejauh ini menempati posisi teratas dibanding peserta lainnya. "Ya sama saja. Saya tidak terpilih juga enggak apa-apa," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

Nasional
Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Nasional
Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Nasional
TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Nasional
Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com