Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aneh kalau Menteri ESDM Tak Tahu Pertamina Naikkan Harga Elpiji

Kompas.com - 06/01/2014, 07:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com
 — Ada yang aneh ketika Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik menyatakan ketidaktahuan atas langkah strategis korporasi Pertamina menaikkan harga elpiji 12 kilogram. Ini mengingat dirjen-dirjen Kementerian ESDM menjabat komisaris di Pertamina.

Hal itu disampaikan Sekjen Partai Persatuan Pembangunan M Romahurmuziy saat dihubungi Minggu (5/1/2014) malam.

"Kalaupun Pertamina berlindung pada unsur kerugian negara adalah tidak tepat karena Pertamina 5 tahun terakhir membukukan keuntungan sebagai korporasi," ujar Romahurmuziy yang kerap disapa Romi.

Ia mengatakan, Pertamina mencatatkan laba bersih terbesar dalam sejarah pada 2012 sebesar Rp 25,89 triliun.

"BUMN itu bukan hanya mencari untung, tapi dia ada fungsi pelayanan hajat orang banyak. Jangan membandingkannya dengan swasta murni," ujar dia.

Romi mengatakan, meski kenaikan harga elpiji 12 kg sebagai barang nonsubsidi adalah sepenuhnya kewenangan Pertamina sebagai korporasi, kebijakan kenaikan harga gas elpiji 12 kg akan berdampak pada migrasi besar-besaran ke elpiji 3 kg, bagi pengguna elpiji 12 kg yang merasa tidak mampu. Akibatnya, elpiji 3 kg yang biasanya hanya digunakan masyarakat ekonomi lemah akan mengalami kenaikan.

"Kalau terjadi migrasi ini secara besar-besaran, dan itu pasti akan terjadi kalau keputusan kenaikan elpiji 3 kg terus dilakukan, maka itu akan menambah signifikan besaran subsidi gas dalam APBN," ujar Romi.

Dampak ini yang tampaknya tidak dipertimbangkan Pertamina sebelum mengambil putusan soal harga elpiji 12 kg sehingga Pertamina tidak bisa bersikap seolah negara dalam negara hanya atas dasar formalitas diberikannya kewenangan soal itu oleh Peraturan Menteri.

Romi menilai Pertamina tampaknya tidak mempertimbangkan kenaikan harga gas 3 kg sebagai dampak lanjutan dari dimulainya migrasi pengguna gas 12 kg ke 3 kg yang membuat gas 3 kg menjadi langka dan naik harganya.

"Di Indramayu sekarang elpiji 3 kg sudah Rp 25.000 per tabung dari Rp 17.000 per tabung, langka pula barangnya. Untuk itu, PPP meminta penundaan kenaikan harga elpiji 12 kg sampai dengan adanya perhitungan dampak migrasi ke 3 kg," kata Romi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Optimis Pertemuan Prabowo-Megawati Berlangsung, Gerindra Komunikasi Intens dengan PDI-P

Optimis Pertemuan Prabowo-Megawati Berlangsung, Gerindra Komunikasi Intens dengan PDI-P

Nasional
Dibantu Tony Blair Institute, Indonesia Percepat Transformasi Layanan Digital Pemerintah

Dibantu Tony Blair Institute, Indonesia Percepat Transformasi Layanan Digital Pemerintah

Nasional
Senat Mahasiswa Driyarkara Ajukan 'Amicus Curiae', Minta MK Kabulkan Sengketa Pilpres 2024

Senat Mahasiswa Driyarkara Ajukan "Amicus Curiae", Minta MK Kabulkan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Ditanya Progres Komunikasi dengan PKB dan PPP, Gerindra: Jos!

Ditanya Progres Komunikasi dengan PKB dan PPP, Gerindra: Jos!

Nasional
Ditanya Kemungkinan Gerindra Kembali Dukung Anies di Pilkada DKI, Gerindra: Anies Siapa?

Ditanya Kemungkinan Gerindra Kembali Dukung Anies di Pilkada DKI, Gerindra: Anies Siapa?

Nasional
Dituding Jadi Penghambat Pertemuan Megawati dengan Jokowi, Hasto: Apa Perlu Saya Bacakan Komentar Anak Ranting?

Dituding Jadi Penghambat Pertemuan Megawati dengan Jokowi, Hasto: Apa Perlu Saya Bacakan Komentar Anak Ranting?

Nasional
Survei LSI: Pemilih Anies dan Ganjar Tidak Puas dengan Penyelenggaraan Pemilu 2024

Survei LSI: Pemilih Anies dan Ganjar Tidak Puas dengan Penyelenggaraan Pemilu 2024

Nasional
Panglima TNI Minta Para Prajurit Tak Mudah Terprovokasi Berita-berita di Media Sosial

Panglima TNI Minta Para Prajurit Tak Mudah Terprovokasi Berita-berita di Media Sosial

Nasional
Anggota DPR Ihsan Yunus Irit Bicara Usai Diperiksa sebagai Saksi Kasus APD Covid-19

Anggota DPR Ihsan Yunus Irit Bicara Usai Diperiksa sebagai Saksi Kasus APD Covid-19

Nasional
Erupsi Gunung Ruang, TNI AL Kerahkan KRI Kakap-811 dan 400 Prajurit untuk Bantuan Kemanusiaan

Erupsi Gunung Ruang, TNI AL Kerahkan KRI Kakap-811 dan 400 Prajurit untuk Bantuan Kemanusiaan

Nasional
Pertemuan Prabowo dan Menlu China Berlangsung Tertutup di Kemenhan

Pertemuan Prabowo dan Menlu China Berlangsung Tertutup di Kemenhan

Nasional
Menlu Retno Telepon Menlu Hongaria Bahas soal Iran-Israel

Menlu Retno Telepon Menlu Hongaria Bahas soal Iran-Israel

Nasional
Bahlil Ungkap UEA Minat Investasi Panel Surya di IKN

Bahlil Ungkap UEA Minat Investasi Panel Surya di IKN

Nasional
Petugas 'Ad Hoc' Pilkada Akan Beda dengan Pilpres, KPU Buka Rekrutmen Lagi

Petugas "Ad Hoc" Pilkada Akan Beda dengan Pilpres, KPU Buka Rekrutmen Lagi

Nasional
Bertemu Hampir 2 Jam, Jokowi dan Tony Blair Bahas Investasi Energi di IKN

Bertemu Hampir 2 Jam, Jokowi dan Tony Blair Bahas Investasi Energi di IKN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com