"Itu black propaganda, upaya membuat maasyarakat apriori terhdap dakwa ustaz Abu Bakar Ba'asyir," kata juru bicara Jama'ah Ansharut Tauhid, Nanang Ainur Rofiq, dalam keterangan pers yang diterima wartawan, Jumat (3/1/2014).
Nanang mengatakan Tadzqirah merupakan buku berisi nasihat dan peringatan kepada penguasa Indonesia untuk menjalankan pemerintahan sesuai syariat Islam. Buku tersebut sudah beredar sejak 2012.
Selama ini, kata Nanang, JAT selalu memberikan ruang kepada masyarakat untuk mendiskusikan kandungan buku tersebut. Karenanya, dia berpendapat pernyataan Kapolri soal buku itu merupakan tindakan menghasut.
"Ini merupakan bagian dari manajemen konflik yang sengaja dilakukan para pejabat negara untuk mempertahankan kekuasaannya," kecam Nanang.
Sebelumnya, Kapolri menyatakan buku tersebut menjadi salah satu penyebab maraknya aksi perampokan terhadap bank dan toko emas oleh teroris. Buku tersebut, kata dia, melegalkan teroris merampok untuk mencari dana bagi aksi teroris.
Menurut Sutarman, semula para teroris ragu merampok untuk pengumpulan dana itu. Namun, buku Ba'asyir meyakinkan mereka untuk melakukan hal itu.
"Ada bukunya Abu Bakar Ba'asyir,Tadzqirah, yang menyatakan bahwa merampok untuk kepentingan (terorisme) itu dihalalkan," kata Sutarman, Kamis (2/1/2014). "Yang mengatakan bahwa merampok untuk kepentingan itu dihalalkan itu ajaran dari mana? Itu yang harus kita pertanyakan," imbuh dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.