”Siapa yang berani? KPK? Tugas mereka sudah sangat berat menangani kasus korupsi pinggiran yang jumlahnya ribuan hingga belum sempat menyentuh korupsi pada inti kekuasaan.”
”Itulah kelemahan KPK. Mestinya mereka berani langsung menyendok bubur tepat di bagian tengah. Otomatis korupsi di pinggiran akan tergulung,” ujar malaikat yang lain.
Tak punya kapasitas
Tak ada respons. Ide itu dianggap mustahil. Akhirnya para malaikat memutuskan untuk mengurusi doa dan permintaan orang-orang menderita yang jumlahnya terus meningkat. Mereka tak beda dengan kaum usiran di negerinya sendiri, baik secara politik, sosial, ekonomi, maupun budaya.
”Masak kita tega membiarkan negeri ini kembali dikuasai orang-orang yang tidak punya kapasitas brahmana sekaligus kesatria. Ingat Pemilu 2014 sudah dekat, nih,” bisik salah satu malaikat.
”Apa orang macam itu masih ada di negeri ini?” tanya malaikat yang lain.
Dari tempat-Nya yang jauh, Tuhan pun tersenyum. Para malaikat sangat memahami senyuman Tuhan, Sang Mahapem- buat Skenario.
Harapan pun mekar dalam dada para malaikat.
INDRA TRANGGONO, Pemerhati Kebudayaan dan Sastrawan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.