Memasuki pagi hari, bus biasanya berhenti di rest area untuk sarapan dan memberikan waktu kepada rombongan untuk mandi. Anies tak berusaha tampil eksklusif. Mau tidak mau, dia harus menyesuaikan diri dengan kondisi yang ada. Dia dan anak-anaknya ikut mengantri di toilet umum bersama warga lain yang juga tengah menempuh perjalanan jauh. Hal ini terus terjadi di hari-hari berikutnya.
Warga pun tak ada yang mengenalnya. Mereka hanya terheran dengan pria yang sedang mengantri memiliki wajah yang mirip dengan stiker besar yang ditempel di badan bus.
Tidak kapok
Meski kerap menemui hambatan di perjalan dan mendapat fasilitas seadanya, Anies mengaku tak kapok mengulangi kembali perjalanan jalur daratnya ke tempat-tempat lain di luar jawa. Menurutnya, dengan berkeliling pakai jalur darat, membuat dia dengan masyarakat yang akan didatangi lebih dekat.
Bahkan, Anies sempat dicegat seorang warga yang baru saja membaca artikel tentang ibunda Anies, Aliyah Rajasa di sebuah koran. Ketika itu, bus Anies tengah melintas di Kediri saat hendak menuju makam Bung Karno di Blitar. Bapak yang diketahui bernama Djoko Sunarno itu pun berteriak dan melambaikan tangan. Anies menggubrisnya dengan turun dari bus, dan menghampiri pria setengah baya itu di pagar rumahnya.
Cara seperti ini, sebut Anies, lebih mengesankan dibandingkan berkampanye dari satu titik ke titik lainnya menggunakan pesawat terbang. “Kita tidak akan pernah tahu buruknya fasilitas, kendala-kendala lain yang dirasakan masyarakat. Dalam perjalanan ini, saya banyak melihat dan memperhatikan, dan juga merasakan,” katanya.
Kampanye dengan cara seperti ini, ucap Anies, akan terus diterapkannya ke wilayah lain. “Semakin sederhana transportasi yang kita pakai, maka kita akan semakin mendekati pada realitas yang ada di masyarakat. Rencananya saya akan pakai cara ini ke wilayah lain. Misalkan, ke Indonesia Timur pakai kapal laut, atau di Kalimantan pakai moda transportasi sungai,” imbuh Rektor Paramadina ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.