Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada 11 Tsunami di Aceh Sebelum 26 Desember 2004

Kompas.com - 26/12/2013, 12:00 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

Sumber AP

BANDA ACEH, KOMPAS.com — Sebuah goa ditemukan di dekat pusat gempa yang meluluhlantakkan Aceh pada 26 Desember 2004, "mencatat" bahwa 11 tsunami lain pernah pula terjadi dalam kurun 7.500 tahun terakhir.

Lokasi goa itu satu meter di atas gelombang pasang tertinggi di pantai di Banda Aceh tersebut. Hanya gelombang sangat besar seperti halnya tsunami yang dipicu gempa 9,1 skala Richter sembilan tahun lalu itu.

Tsunami pada 2004 memicu gelombang lebih dari 30 meter, berdampak ke 14 negara, menewaskan 230.000 orang dengan lebih dari separuhnya dari Aceh. Gempa berpusat di 32 kilometer dari Pantai Meulaboh.

Goa kapur ini berlokasi beberapa ratus meter dari tepi pantai Banda Aceh. Posisi goa terlindung dari badai dan angin "normal". Hanya bila seluruh pesisir tergenang, goa tersebut dapat kemasukan air. Butuh gelombang luar biasa besar untuk mengirimkan air sampai jauh ke dalam goa.

Penelitian pada 2011 mendapatkan deposit pasir dari dasar laut di dalam goa dan sudah berumur ribuan tahun. Lapisan pasir itu sudah bercampur pula dengan kotoran kelelawar bak kue geologi.

Analisis radiokarbon terhadap lapisan itu, kulit kerang, dan sisa organisme mikroskopis mendapatkan ada sekurangnya 11 tsunami terjadi di kawasan itu sebelum 26 Desember 2004.

"Bencana itu tak berarti punya tenggat waktu yang sama," kata pemimpin penelitian pada 2011, Charles Rubin, dari Earth Observatory Singapura. Tsunami terakhir sebelum 2004, sebut dia, terjadi 2.800 tahun lalu. Namun, empat tsunami terjadi dalam rentang waktu 500 tahun sebelumnya.

Di luar data yang "terekam" oleh lapisan di dalam goa tersebut, Rubin tak menampik ada kemungkinan tsunami lain terjadi di Aceh. Bisa jadi tsunami itu tak sampai menjangkau goa tersebut.

Para peneliti tahu bahwa pada 1393 dan 1450 terjadi dua gempa raksasa di kawasan itu. Bukti tsunami yang ditimbulkan, kata Rubin, bisa jadi sudah tergerus peristiwa lain dengan mekanisme erosi.

Para ilmuwan masih terus mengkaji seberapa besar gelombang yang terjadi untuk bisa terekam oleh lapisan jauh di ujung goa. "Pesannya pun, bukan berarti peristiwa 2004 akan terulang dalam kurun 500 tahun," ujar Rubin. Dia pun menambahkan, goa tersebut ditemukan tak sengaja.

Gempa dan tsunami 2004, kejutan untuk para ilmuwan

Gempa yang memicu tsunami pada 2004 sampai saat ini masih menyisakan kejutan untuk para ilmuwan. Gempa megathrust di kawasan tersebut sebelumnya sudah tenang selama paling tidak 500 tahun terakhir.

Bahkan, tak tersedia cukup sejarah lisan yang biasa ditularkan dari generasi ke generasi tentang gempa besar terakhir. Pada banyak peradaban, dalam rentang waktu tertentu, peristiwa besar yang tak tercatat dalam sejarah masih bisa ditelusuri dari simbol-simbol cerita lisan penduduk lokal.

Sejak 2004, banyak penelitian dilakukan untuk memahami masa lalu kawasan tersebut. Caranya, pemeriksaan endapan pasir, karang yang terangkat, dan data GPS. "(Karenanya) temuan (goa) ini sangat signifikan," kata Katrin Monecke, profesor geosains dari Wellesley College di Massachusetts lewat surat elektronik.

Monecke bekerja mempelajari endapan pasir sisa tsunami di rawa-rawa di pedalaman. Hasil penelitian goa disajikan bulan ini di konferensi American Geophysical Union di San Francisco.

"Lapisan pasir di goa mencakup rentang waktu yang sangat lama dan memberikan ide yang sangat baik tentang frekuensi gempa," ujar Monecke sekalipun tak terlibat langsung dalam penelitian goa.

Pakar geologi Kerry Sieh dari Singapura yang terlibat dalam penelitian goa memperkirakan gempa hebat lain bisa terjadi di kawasan ini dalam beberapa dekade mendatang. Namun, ujar dia, para ahli cenderung berpendapat ada siklus tertentu yang panjang dan gempa 2004 lebih merupakan "kesalahan".

Meski demikian, sejarah terjadi dengan banyak variabel terlibat. Tak pernah ada perkiraan paling tepat untuk terjadinya sebuah catatan sejarah baru.

"(Hanya), dengan belajar dari tsunami pada masa lalu, mungkin kita bisa merencanakan mitigasi yang lebih baik bila ada tsunami berikutnya," kata Nazli Ismail, Kepala Departemen Fisika dan Geofisika Universitas Syiah Kuala di Banda Aceh, yang terlibat proyek goa ini.

Indonesia merupakan negara kepulauan yang berada di atas lempengan pula dengan julukan "Ring of Fire", rangkaian patahan dan gunung berapi yang mengelilingi Basin Pasifik. Di sini, tersimpan potensi aktivitas seismik terbesar dan paling mematikan di dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber AP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Terseretnya Nama Jokowi di Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Terseretnya Nama Jokowi di Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Nasional
Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Nasional
Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Nasional
Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Nasional
Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Nasional
Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Nasional
Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Nasional
Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Nasional
Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Nasional
Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com