"Untuk pertanyaan yang katanya saya berani tidak tindak itu, saya jawab, siapa saja tangkap. Kalau saya jadi presiden, akan saya intervensi. Saya paksa jaksa, polisi, dan hakim untuk adil memberikan hukuman maksimal," ujar Anies.
Anies menjawab kritik sejumlah guru di Pondok Pesanren Tebu Ireng tentang pencalonannya. Mereka menyayangkan Anies maju dari Partai Demokrat yang kini terpuruk akibat kasus korupsi. Seorang guru pun bertanya jika Anies maju sebagai calon presiden dari Demokrat, apakah berani mengusut dugaan keterlibatan lingkaran Cikeas. Seperti diketahui, nama Ibas sempat disebut dalam kasus korupsi SKK Migas dan sempat disebut menerima uang dari Grup Permai. Ibas membantah semua tuduhan itu.
Anies menjelaskan, dalam mendorong proses penegakan hukum, dia tidak akan melihat latar belakang seseorang untuk mendorong upaya penegakkan hukum. Menurutnya, pimpinan negara tidak boleh berpangku tangan menunggu proses hukum berjalan.
"Pemimpin tidak bisa netral menungu proses hukum. Harus intervensi, tapi bukan dalam kasus perkasus. Ini sudah darurat korupsi!" kata Rektor Universitas Paramadina itu.
Dia menjelaskan, kasus korupsi terus menjamur karena tidak adanya pemimpin yang mendobrak dengan sejumlah terobosan.
"Sekarang butuh muadzin (pelantun adzan) yang baru, bersih, dan mungkin tak terduga. Jadi saya ikut konvensi sekaligus ingin mendobrak yang selama ini tidak bisa dilakukan calon dari partai," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.